Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tanggapan Kedutaan Yordania
KAMI ingin menanggapi tulisan ”Jiran yang Terbelah” atau ”Neighbors Divided” di edisi Tempo bahasa Inggris tanggal 20-26 Januari 2009. Di sana disebutkan: ”Yordania manggut-manggut saja ketika Gaza diserang.”
- Yordania meneken kesepakatan damai dengan Israel, tapi harus dicatat bahwa hubungan Yordania dan Palestina sangat baik dibandingkan dengan negara lain di dunia. Hubungan yang baik itu mendorong kami membantu dan mendukung Palestina sekuat tenaga kami, kapan pun dan dalam kondisi apa pun.
- Ini tuduhan pertama kepada kami. Ini tuduhan tidak benar dan tak pernah terjadi sebelumnya baik di media, politisi, bahkan dari musuh-musuh kami.
- Israel tidak pernah meminta izin kepada siapa pun untuk menyerang rakyat Palestina dan Israel tak pernah menghormati kesepakatan internasional.
- Rakyat Yordania di bawah Yang Mulia Raja Abdullah II mengutuk keras agresi barbar Israel kepada rakyat Palestina di Gaza. Pemerintah Yordania bekerja sama dengan semua pihak baik negara Arab, Islam, maupun forum internasional untuk menghentikan agresi brutal terhadap saudara kami rakyat Palestina.
KEDUTAAN YORDANIA
Banyak Pintu Mendamaikan Palestina
Supaya diplomasi multilateral kita berperan di dunia internasional, mengapa tidak memanfaatkan celah lain melalui pintu Suriah untuk membantu penyelesaian konflik Palestina? Bukankah ”pintu gerbang Damsyik” sampai sekarang masih ada sebagai jalan masuk utama jika kita ingin berziarah ke Baitul Maqdis? Indonesia sebagai negara muslim terbesar dan non-Arab mestinya bisa memecahkan kebuntuan diplomasi penyelesaian konflik Palestina-Israel itu.
Perang dingin baru di antara sesama negara Islam di Timur Tengah memerlukan penengah baru, agar konflik Palestina dapat terselesaikan layaknya penyelesaian perang dingin Blok Barat dan Blok Timur oleh negara-negara yang tidak mempunyai senjata nuklir. Mengapa diplomat multilateral kita tak mencoba peluang ini? Sungguh sayang kalau dilewatkan begitu saja.
M.E.D. NGANTUNG
Setiabudi, Jakarta Selatan
Tunanetra Tak Menerima BLT
SEJAK 2005 pemerintah mengeluarkan kebijakan Bantuan Langsung Tunai (BLT) beras untuk orang miskin, keluarga harapan, hingga perlindungan sosial sebagai kompensasi kenaikan harga bahan bakar minyak. Sampai empat tahun berjalan, kami—327 tunanetra—tak sedikit pun tersentuh kebijakan itu. Kami sudah bertanya kepada RT/RW/lurah dan dijawab bahwa semua program itu menggunakan data dari pusat.
Lalu kami bertanya ke Departemen Sosial. Kami mendapat surat tembusan yang surat utamanya untuk Biro Pusat Statistik. Lalu ada surat dari biro itu yang menerangkan bahwa penyaluran bantuan tunai tak melihat tunanetra atau tidak. Kami berupaya menanyakan lagi kejelasan kriteria itu, tapi sampai sekarang tak ada balasan. Bagaimana sebetulnya posisi para tunanetra dalam pembagian bantuan langsung ini?
SUPARWI
Koordinator Komunitas Penyandang Tunanetra, Jakarta
Tanggapan Gramedia Soal Diskon
Menanggapi surat Bapak Heru Susanto di Tempo soal diskon di Toko Buku Gramedia, perlu kami jelaskan bahwa Toko Buku Gramedia tidak pernah menaikkan harga setiap kali program diskon. Juga saat diskon 30 persen pada Grand Opening Toko Buku Gramedia Baru di Grand Indonesia.
Sebagian buku kami impor saat kurs Rp 9.000 per dolar, sementara saat diskon di Grand Indonesia dolar Rp 11.000-13.000 karena krisis keuangan global. Sehingga buku yang kami impor setelah Oktober menjadi lebih mahal. Kenaikan harga tak terhindarkan karena kewajiban membayar utang perusahaan dengan kurs baru.
Rupanya ada kesalahan teknis staf kami yang tak mencabut harga lama, malah menempel harga baru. Namun, di komputer harga sudah sesuai dengan harga baru. Hal inilah yang membuat Bapak Heru mengatakan Gramedia memainkan harga.
Kami paham dengan asumsi Bapak Heru bahwa seolah-olah kami menaikkan harga dulu baru mendiskonnya. Ini tak mungkin kami lakukan. Buktinya, setelah program diskon 30 persen selesai, harga tak berubah. Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan yang Bapak Heru alami.
T.H. SULIANTORO
Direktur Humas Gramedia
Keluhan Pelanggan XL
Saya berlangganan XL sejak enam tahun terakhir dan pengguna layanan XL BlackBerry. Sebelum berangkat ke Amerika Serikat, saya mengaktifkan international roaming. Layanan telepon dan BlackBerry pun sempat saya gunakan selama lima hari saat transit di Singapura, Frankfurt, dan ketika tiba di Amerika Serikat. Tiba-tiba tanggal 18 Januari, jaringan telepon dan BlackBerry saya tidak aktif. Petugas XL Center memberi tahu tagihan saya overlimit. Jumlahnya Rp 1.700.000.
Tanggal 19 Januari 2009, saya meminta teman untuk membayar tagihan. Anehnya XL hanya meminta dibayar Rp 550 ribu. Setiap saya mengecek, petugas mengatakan tagihan saya sudah lunas sehingga layanan akan diaktifkan lagi. Namun itu tak pernah terjadi hingga 21 Januari 2009. Malah muncul SOS beberapa hari kemudian.
Petugas XL mengatakan international roaming saya tak sengaja dimatikan. Mereka berjanji setengah jam lagi layanan akan aktif. Itu pun tak pernah terjadi sampai petugas memberi tahu pada 27 Januari bahwa tagihan saya belum dibayar plus tagihan baru Rp 2 juta. Bagaimana bisa? Saya tak pernah memakainya karena tidak aktif.
Berapa pulsa saya habiskan untuk menyelesaikan soal yang tidak saya bikin dengan menelepon dari Amerika Serikat. Selama liputan itu saya memberi semua narasumber dengan nomor tersebut, termasuk permohonan wawancara dengan Presiden Barrack Obama. Bagaimana kalau kesempatan itu hilang karena telepon saya tak aktif?
ZELDA SAVITRI
Jakarta
Tanggapan XL
Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan Ibu Zelda Savitri. Kami sudah mencoba menghubungi Ibu Zelda, tapi yang bersangkutan sedang dalam perjalanan kembali ke Indonesia.
Berdasarkan catatan kami, Ibu Zelda kesulitan melakukan panggilan keluar dan mengakses data melalui BlackBerry pada 18 Januari 2009 karena nomor XL Ibu Zelda terblokir. Pasalnya, XL telah menerima informasi dari mitra jelajah mengenai pemakaian pulsa Ibu Zelda selama di luar negeri mencapai Rp 1.481.173, sementara maksimal pemakaian Rp 550.000. XL telah menginformasikan hal ini melalui SMS pada tanggal 18 Januari 2009.
Batas limit ini tidak berlaku jika digunakan di luar negeri. Saat pelanggan tiba kembali di Indonesia, ponsel otomatis terblokir jika pemakaian melebihi batas limit. Kami berterima kasih atas saran dan masukan berharga dari Ibu Zelda. Informasi lebih lanjut ke nomor 817 atau 021 57959817 atau [email protected].
MYRA JUNOR
GM Corporate Communication
PT Excelcomindo Pratama Tbk. (XL)
Kesemrawutan Perempatan Matraman
Hampir setiap hari terjadi kesemrawutan lalu lintas di perempatan Jalan Pramuka dan Jalan Matraman terutama di jalur Jalan Pramuka. Ini karena banyaknya kendaraan mobil dan motor yang parkir di Jalan Pramuka persimpangan Jalan Matraman. Mobil dan motor tersebut seenaknya parkir padahal jelas-jelas ada tanda dilarang parkir. Ironisnya, setiap hari beberapa polisi lalu lintas nongkrong di situ.
Polisi seperti tidak berdaya, atau membiarkan, kendaraan yang parkir di situ. Banyak masyarakat yang curiga polisi tidak berdaya karena parkir itu dijaga preman. Seandainya saja polisi dan Pemerintah DKI Jakarta bertindak tegas dengan menderek mobil dan motor itu, saya yakin perempatan Matraman-Pramuka tersebut akan longgar, lalu lintas pun lancar.
IWAN SETIAWAN
Kelapa Gading,
Jakarta Utara
Hadiah untuk Pengendara Disiplin
SEORANG teman memasuki kantor PT Chevron Pacific Indonesia di Duri, Riau. Petugas menghentikannya dan menanyakan kelengkapan surat pengemudinya. Teman saya ini jengkel karena petugas itu tak punya hak menanyakan SIM. Dengan dongkol dan cemberut dia menunjukkan juga kartu itu. Petugas kemudian mengatakan, ”Anda pengendara disiplin, kami akan memberi hadiah.” Hadiah itu berupa tas cantik dengan tulisan ”Save Driver”. Saya tak tahu arti tulisan ini.
Pak polisi perlu juga mencontoh petugas Chevron ini. Pengendara disiplin perlu diberi penghargaan agar yang tak disiplin ikut terdorong. Polisi tak cuma merazia pengendara yang tidak lengkap surat-suratnya, lalu menilang, terulang lagi, menilang lagi. Begitu tak henti-henti.
Pengendara kita memang terkenal tak punya disiplin tinggi. Alangkah baiknya jika polisi mendorongnya. Hadiah tentu hanyalah salah satu contoh.
PANDU SYAIFUL
Duri, Riau
Melindungi Wartawan
Berita-berita menyebutkan banyak sekali wartawan tewas saat meliput perang, diteror karena menulis suatu kasus, mengalami penganiayaan saat meliput.
Memprihatinkan sekali. Wartawan adalah pilar demokrasi. Kita mendapat informasi dari seluruh dunia karena wartawan. Seyogianya mereka dilindungi dari segala bentuk pelanggaran hak asasi.
SUNGKOWO SOKAWERA
Rancamanyar, Bandung
Golput Mencemaskan
Karena jumlahnya banyak, golput (mereka yang tak memilih) makin mencemaskan. Pada Pemilu 2004 angka golput 34.509.246 atau lebih tinggi dari jumlah suara yang diperoleh partai pemenang Pemilu 2004, yakni 24.480.757. Ini karena kampanye golput gencar dilakukan oleh kelompok pendukungnya, termasuk tokoh-tokoh nasional.
Para pendukung golput jelas orang yang tak bertanggung jawab. Jika yang menganjurkan golput tokoh nasional, maka dia tak bisa diandalkan untuk mengubah nasib negara ini. Bagaimanapun, satu suara tetap saja penting bagi nasib kita ketimbang tak memilih sama sekali.
RICARD RADJA
Kupang, Nusa Tenggara Timur
Tanggapan Pajak Fiskal Petani
SURAT di Tempo edisi 19-25 Januari 2009 menyoal fiskal umrah bagi petani. Mulai 1 Januari 2009 sampai 31 Desember 2010 setiap orang Indonesia akan kena fiskal Rp 2,5 juta jika naik pesawat, Rp 1 juta jika naik kapal. Sepanjang tidak memiliki nomor pokok wajib pajak, semua profesi (termasuk petani) yang akan umrah wajib membayar fiskal. Sedangkan yang bebas fiskal adalah jemaah yang penyelenggaraan ibadah hajinya dilakukan instansi berwenang.
DJOKO SLAMET SURJOPUTRO
Direktur Penyuluhan
Direktorat Jenderal Pajak
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo