Tahun baru, cerita lama

HUJAN yang turun semenjak malam Tahun Baru 17 ternyata membawa suka dan duka. Di beberapa tempAt Ibukota banjir membikin 'kusut lalu-lintas. Babkan di belakang PENAS daerah Jatinegara--bilangan Keluraban Cipinang Besar--terbetik berita meninggalnya dua anak karena hanyut disikat air. Tapi banjir yang melanda kampung Jembatan dekat kompleks PWI di kelurahan tersebut toh tidak mengurangi kegairahan hidup meski beberapa RT terpaksa mel2gungsi ke sebuah bangunan yang sudah keropos. Mereka seolah-olah beroleb kesempatan berkumpul dalam suasana tahun baru. Dari seperangkat perabotan yang ikut diungsikan mengintif pula ayam kucing kambing dan binatang piaraan lainnya. Begitu cepat daya penyesuaian mereka terhadap musibab ini meski uluran tangan pemerintah DKI bukan tak diharapkan. Seperti dikatakan oleh Buyung Mahrup -- centeng darurat di sana: "Udah dua hari kita kerendam belon ada orang IKI yang melongok ". Kampung yang direndam air sampai batas dada itu letaknya tak jauh dari pinggir jalan raya bypass. Jalan rlya inipun tak luput direndam air. Genangan air sepanjang hampir « Km di depan kuburan Kebon Nanas ini punya cerita tersendiri lagi. Sebab banjir ada yang memandanx sehagai sumber rizki pula. Sejumlah anakanak tanggung berhamburan ke jalan raya itu mencegah mobil dan mencoba memberi info agar jangan jalan terus. Untuk sepatah dua kata itu mereka biasanya lantas minta balas jasa. Ala kadarnya. Malah sering terpaksa gigit jari. Karena "Ada yang setelah ditolong malah kabur" tutur seorang dari mereka. Yang seorang lagi bercerita: "Semalam setelah setengah mati kita dorong mobil yang mogok upahnya malab disodorin todongan pistol".