Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Setujukah Anda jika DKI Jakarta lebih banyak menggelontorkan dana hibah ke daerah penyangga untuk mengatasi persoalan banjir dan macet?
|
||
Ya | ||
70,3% | 493 | |
Tidak | ||
27,6% | 194 | |
Tidak Tahu | ||
2,1% | 15 | |
Total | (100%) | 702 |
Yahoo Indonesia
Setujukah Anda jika DKI Jakarta lebih banyak menggelontorkan dana hibah ke daerah penyangga untuk mengatasi persoalan banjir dan macet?
|
||
Ya | ||
67% | 684 | |
Tidak | ||
27% | 272 | |
Tidak Tahu | ||
6% | 61 | |
Total | (100%) | 1.017 |
SETIAP tahun pada musim hujan, DKI Jakarta selalu kebanjiran. Salah satu penyebabnya adalah besarnya air kiriman dari Bogor, Jawa Barat. Ini diperparah oleh kondisi kawasan Puncak yang kian gersang, sekaligus terjadinya pendangkalan sungai-sungai dari daerah penyangga Ibu Kota. Karena itu, pemerintah DKI menggelontorkan dana hibah ke daerah penyangga, yang besarnya Rp 30-50 miliar setiap tahun. Dana itu disalurkan sejak pemerintahan Gubernur Fauzi Bowo. Daerah-daerah itu diharapkan ikut serta dalam mengatasi masalah banjir dan masalah lain, seperti kemacetan. Kenyataannya, banjir masih melanda Jakarta. Gubernur Joko Widodo meneruskan kembali langkah Fauzi Bowo. Dana hibah pun diperbesar hingga Rp 1,5 triliun, yang hendak digunakan untuk pembebasan lahan di Puncak, Bogor. Nantinya lahan akan diubah menjadi waduk penampung air di Puncak. Tujuannya supaya debit air yang mengalir ke Jakarta bisa diatur. Bukan hanya itu, Jokowi juga mengalokasikan Rp 5 miliar untuk Kabupaten Bogor. Dana itu dipakai untuk membongkar vila-vila liar di Puncak. Tahun lalu, 93 vila milik 31 orang dirobohkan. Tahun ini, Kabupaten Bogor berencana kembali membongkar ratusan vila liar lainnya. Kerja sama DKI dan Kabupaten Bogor tak cukup hanya di situ. Jokowi bersama Bupati Bogor Rachmat Yasin pekan lalu menanam pohon di Tugu Selatan, Cisarua. Penghijauan ini dianggap sebagai langkah awal meningkatkan kemampuan resapan tanah di daerah tadi. Harapannya air di Puncak yang mengalir ke Jakarta berkurang. Mantan Gubernur Jakarta Sutiyoso menganggap tak perlu ada hibah besar dari DKI Jakarta kepada Pemerintah Kabupaten Bogor. Alasannya, pembangunan waduk di Puncak bukan tugas pemerintah DKI saja. "Seharusnya (pemerintah) pusat yang menanggung semua biaya tersebut," kata Sutiyoso. Namun responden Indikator di Tempo.co dan Yahoo! berpendapat berbeda dengan Sutiyoso. Sekitar 70 persen responden Tempo.co menganggap DKI perlu mengucurkan dana hibah lebih besar ke daerah-daerah tetangganya. Begitu pula 67 persen responden di Yahoo!.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
Edisi 24 Maret 2014 PODCAST REKOMENDASI TEMPO surat-pembaca surat-dari-redaksi angka kutipan-dan-album kartun etalase event Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Asas jurnalisme kami bukan jurnalisme yang memihak satu golongan. Kami percaya kebajikan, juga ketidakbajikan, tidak menjadi monopoli satu pihak. Kami percaya tugas pers bukan menyebarkan prasangka, justru melenyapkannya, bukan membenihkan kebencian, melainkan mengkomunikasikan saling pengertian. Jurnalisme kami bukan jurnalisme untuk memaki atau mencibirkan bibir, juga tidak dimaksudkan untuk menjilat atau menghamba ~ 6 Maret 1971 Jaringan Media © 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum |