Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Angka

Tambah Besar Hibah dari DKI Jakarta

10 Februari 2014 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Setujukah Anda jika DKI Jakarta lebih banyak menggelontorkan dana hibah ke daerah penyangga untuk mengatasi persoalan banjir dan macet?
Ya
70,3% 493
Tidak
27,6% 194
Tidak Tahu
2,1% 15
Total (100%) 702

Yahoo Indonesia

Setujukah Anda jika DKI Jakarta lebih banyak menggelontorkan dana hibah ke daerah penyangga untuk mengatasi persoalan banjir dan macet?
Ya
67% 684
Tidak
27% 272
Tidak Tahu
6% 61
Total (100%) 1.017

SETIAP tahun pada musim hujan, DKI Jakarta selalu kebanjiran. Salah satu penyebabnya adalah besarnya air kiriman dari Bogor, Jawa Barat. Ini diperparah oleh kondisi kawasan Puncak yang kian gersang, sekaligus terjadinya pendangkalan sungai-sungai dari daerah penyangga Ibu Kota.

Karena itu, pemerintah DKI menggelontorkan dana hibah ke daerah penyangga, yang besarnya Rp 30-50 miliar setiap tahun. Dana itu disalurkan sejak pemerintahan Gubernur Fauzi Bowo. Daerah-daerah itu diharapkan ikut serta dalam mengatasi masalah banjir dan masalah lain, seperti kemacetan.

Kenyataannya, banjir masih melanda Jakarta. Gubernur Joko Widodo meneruskan kembali langkah Fauzi Bowo. Dana hibah pun diperbesar hingga Rp 1,5 triliun, yang hendak digunakan untuk pembebasan lahan di Puncak, Bogor. Nantinya lahan akan diubah menjadi waduk penampung air di Puncak. Tujuannya supaya debit air yang mengalir ke Jakarta bisa diatur.

Bukan hanya itu, Jokowi juga mengalokasikan Rp 5 miliar untuk Kabupaten Bogor. Dana itu dipakai untuk membongkar vila-vila liar di Puncak. Tahun lalu, 93 vila milik 31 orang dirobohkan. Tahun ini, Kabupaten Bogor berencana kembali membongkar ratusan vila liar lainnya.

Kerja sama DKI dan Kabupaten Bogor tak cukup hanya di situ. Jokowi bersama Bupati Bogor Rachmat Yasin pekan lalu menanam pohon di Tugu Selatan, Cisarua. Penghijauan ini dianggap sebagai langkah awal meningkatkan kemampuan resapan tanah di daerah tadi. Harapannya air di Puncak yang mengalir ke Jakarta berkurang.

Mantan Gubernur Jakarta Sutiyoso menganggap tak perlu ada hibah besar dari DKI Jakarta kepada Pemerintah Kabupaten Bogor. Alasannya, pembangunan waduk di Puncak bukan tugas pemerintah DKI saja. "Seharusnya (pemerintah) pusat yang menanggung semua biaya tersebut," kata Sutiyoso.

Namun responden Indikator di Tempo.co dan Yahoo! berpendapat berbeda dengan Sutiyoso. Sekitar 70 persen responden Tempo.co menganggap DKI perlu mengucurkan dana hibah lebih besar ke daerah-daerah tetangganya. Begitu pula 67 persen responden di Yahoo!.

Ikuti Polling Indikator di www.yahoo.co.id

Indikator Pekan Ini

Apakah menurut Anda, rekrutmen artis oleh partai politik sebagai calon legislator sudah berdasarkan kemampuannya untuk duduk di Dewan Perwakilan Rakyat? Kami tunggu jawaban dan komentar Anda di www.tempo.co.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum