Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SAYA ingin mengklarifikasi beberapa soal mengenai berita berjudul Diplomasi Semalam di Kuala Lumpur pada Majalah TEMPO Edisi 22-28 April 2003, halaman 16.
- Tidak tepat jika dikatakan ada pertemuan diam-diam atau tidak setahu publik yang dilakukan Pak Jusuf Kalla.
- Dalam berita itu disebut ada koordinasi. Padahal saya bukan koordinator. Cerita sebenarnya, tidak ada pertemuan pada 20 Mei 2002 itu. Yang ada, kami bertemu tidak sengaja di coffee shop Hotel Kuala Tripa, Banda Aceh. Bahkan saat itu juga terlihat konsultan Henry Dunant Center, Ruperth Smith, di sana.
- Kami tidak pernah membicarakan hasil pertemuan Jenewa, 9-10 Mei lalu. Sebab, hasil pertemuan Jenewa kami anggap sudah konkret. Kami ke Aceh waktu kunjungan itu adalah untuk sosialisasi hasil Jenewa tersebut. Tidak ada niat sama sekali untuk berhubungan dengan GAM, sekalipun kami saling kenal.
- Hubungan yang saya anggap cukup berarti adalah ketika pada minggu ketiga Juni 2002 saya menerima telepon dari Sofyan Ibrahim Tiba. Dia meminta ada pertemuan sesama orang Aceh untuk memperlancar hasil perundingan. Saya katakan kepada Saudara Sofyan, ”Apabila Anda menjadikan kami sebagai biro pengaduan, saya minta maaf, saya sudah jenuh. Kalau Anda mau jadikan kami sebagai unsur penyelesai masalah, setiap saat kami bersedia.” Tengku Sofyan menyatakan, memang untuk menyelesaikan seperti model peristiwa DI/TII 1953-1962 di Aceh. Mendengar kesanggupan Sofyan, kami selanjutnya bersedia bertemu. Karena dia tidak bisa leluasa pergi ke luar Aceh, terpaksa kami yang ke Banda Aceh. Penyelesaian damai yang kami pahami adalah dengan kompensasi ekonomi-politik. Setelah itu, terjadi banyak pertemuan, terutama untuk memuluskan jalan perjanjian, sampai akhirnya ada penandatanganan penghentian permusuhan 9 Desember di Jenewa.
- Saya pribadi tidak pernah menghubungi Pak Jusuf Kalla. Kami bertiga, termasuk Nasruddin Has dan Usman Hasan, yang beberapa kali menghubungi beliau. Dan saya yakin apa yang dibicarakan Menko Kesra dengan kami juga dibicarakan dengan Menko Polkam.
AMRAN ZAMZAMI
Mantan Ketua Komisi Independen Pengusutan Tindak Kekerasan Aceh
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo