Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO, 15 Maret 1975
Malapetaka Tahun 2000. Tempo pernah menulis laporan panjang tentang bencana alam yang banyak terjadi ketika itu. Dimulai dari amukan taufan di Darwin dan Natal, Sumatra Utara. Air bah melanda tiga kecamatan di Kabupaten Belu, Timor, yang mengakibatkan 10 orang meninggal. Kemudian, di kawasan Maluku. Tanah di bawah Laut Banda bergoyang, sementara Gunung Api Banda melonjak suhunya sampai 500 derajat Celsius.
Akibatnya, sekitar 90 rumah penduduk rusak. Sejak awal Desember 1974 hingga 3 Februari 1975, menurut tim penyelidik Pemerintah Daerah Maluku, tercatat 144 kali gempa bumi, 140 kali gempa vulkanis (akibat gunung api), 4 kali gempa tektonik (akibat sentakan kerak bumi).
Belum sempat nasib pengungsi tertangani, bencana alam pun terjadi di Yogyakarta. Akibat hujan terus-menerus, lahar dalam kawah anak Merapi berubah menjadi bubur encer dan luber turun gunung melalui Kali Krasak, Kali Senowo, dan Kali Putih.
Bencana itu kini datang kembali. Gempa diikuti gelombang tsunami melanda Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dan sebagian Sumatera Utara pada 26 Desember tahun lalu. Senin pekan lalu, gempa kembali terjadi, berkekuatan 8,7 pada skala Richter, yang mengguncang kawasan barat Sumatera, tepatnya di Pulau Nias, Sumatera Utara, Pulau Simeulue, dan sebagian kawasan NAD. Gempa itu menelan ratusan korban jiwa dan ribuan orang kehilangan tempat tinggal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo