Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membuat gebrakan ketika berhasil menangkap Mulyana W. Kusumah. Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) itu dituduh menyuap Khairiansyah Salman, staf audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) di Hotel Ibis, Slipi, Jakarta Barat, 8 April 2005.
Penangkapan Mulyana menguak berbagai dugaan penyelewengan dana di berbagai proyek KPU pada Pemilihan Umum 2004. Mulai dari pengadaan kotak suara, bilik suara, surat suara hingga ke bidang teknologi informasi. KPK bergerak atas laporan audit BPK yang menyimpulkan adanya penyimpangan dalam pengadaan logistik di KPU. Sebelumnya, Koalisi LSM juga melaporkan dugaan korupsi di KPU ini kepada KPK.
KPK pun bertindak melakukan operasi rahasia yang berujung penangkapan Mulyana. Bukan cuma Mulyana, Ketua KPU Nazaruddin Syamsuddin akhirnya juga masuk bui. Keberhasilan-keberhasil- an ini membuat publik makin menaruh harapan pada KPK.
Pekan ini, harapan itu sedang dipertaruhkan. Melalui voting, DPR memilih Antasari Azhar sebagai Ketua KPK yang baru dan Bibit S. Riyanto sebagai wakilnya. Antasari adalah Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum, Kejaksaan Agung, yang pernah disorot secara negatif saat Tommy Soeharto kabur. Sedangkan Bibit adalah mantan Kapolda Kalimantan Timur. Protes pun berhamburan Antasari yang jaksa dan Bibit yang polisi dianggap mewakili dua institusi penegak hukum yang selama ini menjadi titik lemah pemberantasan korupsi.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo