Untuk kelima kalinya, Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) melakukan sidang umum di era Orde Baru. Dua agenda paling penting adalah merumuskan Garis-Garis Besar Haluan Negara (GBHN) dan memilih pasangan presiden-wakil presiden. Untuk kandidat RI-1, dipastikan nama Jenderal (Purn.) Soeharto akan melenggang mulus diusung seluruh fraksi MPR.
Gelitik perhatian untuk RI-2 mencelat. Sebabnya, banyak yang menduga inilah periode jabatan terakhir kepemimpinan Soeharto. Bahkan, meskipun belum jelas benar, beredar kabar bahwa Soeharto tak akan memimpin penuh hingga akhir jabatannya. Maka, kursi RI-2 dipandang amat berkilauan dan strategis.
Uniknya, berbeda dengan sebelumnya, kali ini Soeharto memilih diam dan tak menyebut nama calon RI-2. Keruan suhu politik jadi panas-dingin dan spekulasi merebak. Menyeruaklah nama Sudharmono, Menteri Sekretaris Negara yang juga Ketua Umum Golongan Karya (Golkar), yang disebut calon terkuat duduk di kursi RI-2.
Tahun 2004 ini rakyat memilih presiden dan wakil presiden secara langsung. Nama-nama bermunculan: Megawati Soekarnoputri, Susilo Bambang Yudhoyono, Amien Rais serta Jenderal (Purn.) Wiranto.
Ternyata para calon presiden itu kelimpungan buat menggandeng calon pasangan. Kecuali Yudhoyono, yang sudah pasti merangkul Jusuf Kalla, yang lainnya masih lirik kiri-kanan. Suhu politik pun menghangat, kandidat RI-2 lagi-lagi jadi incaran strategis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini