Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Surat Pembaca

Teror Telepon

24 November 2002 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SAYA baru saja membeli nomor telepon seluler Simpati bekas dari ITC Roxy Mas, Jakarta. Saya tidak mengetahui siapa pemilik nomor perdana tersebut sebelumnya. Ketika saya mengaktifkan nomor tersebut, saya mulai merasakan hal-hal yang sangat tidak mengenakkan. Hampir setiap hari, baik pagi, siang, maupun malam, saya menerima telepon terus-menerus baik dari laki-laki maupun perempuan.

Para penelepon mengaku bekerja di Citibank, menghubungi saya dengan nada yang tidak mengenakkan, bahkan tidak jarang seperti mengancam dan mengatakan hal-hal yang tidak-tidak. Misalnya mengatakan agar si ”X” (kemungkinan pemilik semula nomor Simpati tersebut) mengambil titipan narkotik yang dipesannya. Ketika saya mengatakan bahwa saya tidak mengenal siapa si ”X” tersebut dan mengatakan bahwa saya baru membeli nomor Simpati tersebut dari orang lain yang tidak saya kenal, si penelepon dengan nada ketus mengatakan tidak mempercayai saya bahkan mengata-ngatai saya sebagai pembohong. Saya langsung memutuskan pembicaraan.

Eh, keesokan harinya ada lagi penelepon yang menteror saya, sepertinya orangnya berbeda, tapi anehnya dari nomor yang hampir sama. Si penelepon ini lebih gila lagi. Dia mengancam akan mengerahkan preman untuk mengobrak-abrik rumah saya karena dia menganggap saya terus-menerus berbohong tidak mengenal si ”X”—yang jelas–jelas memang tidak saya kenal.

Akhirnya, karena saya sudah tidak tahan lagi, saya balik mengancam akan melaporkan teror ini kepada pihak berwajib dan menulisnya di dalam surat pembaca di media massa. Tetapi si peneror berkata tidak takut kepada polisi, tentara polisi, tentara, atau siapa saja karena bank tempat dia bekerja ini adalah bank asing besar yang memiliki uang banyak.

Perlu diketahui, semua telepon yang menteror saya berasal dari nomor-nomor berangka 75xxxxx dan 76xxxxx. Hanya, angka-angka akhirnya berbeda-beda. Yang sempat saya catat karena masih baru terjadi adalah dari nomor 7515739 dan 7663181, terjadi pada 7 November 2002 sekitar pukul 14.00. Suara si penelepon seperti suara perempuan. Ketika saya menelusuri kedua nomor ini pada layanan informasi PT Telkom, ternyata kedua nomor ini adalah nomor telepon hunting dari Citibank Cabang Pondok Indah, Jakarta.

Informasi ini langsung meruntuhkan keyakinan saya kepada Citibank, terutama Cabang Pondok Indah.

Nama dan alamat ada pada redaksi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus