* Sementara itu, di malam itu juga, tokoh pers Burhanuddin Mohamad Diah bersama Djamal Ali juga diberi piagam penghargaan tetua wartawan oleh pemerintah. Penghargaan itu memang hanya diberikan kepada wartawan yang sudah berusia di atas 70 tahun dan terus-menerus mengabdi pada profesinya. B.M. Diah sejak berusia 15 tahun sudah bercita-cita menjadi jurnalis terkenal. Ketika menjadi murid Douwes Dekker alias Setiabudi ia pernah bertanya, "Pada umur berapa seseorang bisa menjadi wartawan terkenal? Jawab gurunya, "Empat puluh tahun." Nah, Diah. kini sudah 71 tahun, tetap terkenal. Ia belum lama ini, misalnya berhasil mewawancarai pimpinan tertinggi Uni Soviet, Mikhail Gorbachev, dengan topik aktual pembatasan senjata nuklir dan perdamaian dunia. B.M. Diah, yang pernah memangku jabatan Menteri Penerangan itu, kini memang masih aktif memimpin kelompok penerbitan Merdeka. Sementara itu, Djamal Ali, 73 tahun, yang mulai menjadi wartawan sejak berusia 21 tahun, sampai kini masih menjadi pimpinan umum Indonesian-Times. Sebelumnya ia menjabat wakil pimpinan umum Suara Karya, dan ikut mendirikan harian Pikiran Rakyat Selain itu, ia juga dikenal sebagai tokoh tokoh Golongan Karya dan beberapa kali menduduki kursi DPR- /MPR.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini