Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
PERJUANGAN Xanana Gusmao dan Fretilin barangkali akan membuahkan hasil jika MPR memutuskan melepaskan Tim-Tim dari Indonesia. Yang jelas, langkah ke arah itu sudah ada. Indonesia memang tak layak mempertahankan Tim-Tim. Rezim Orde Baru telah memporakporandakan harapan rakyat Tim-Tim.
Nasib rakyat Aceh demikian juga, terus-menerus diteror, ditakut-takuti. Kesetiaan rakyat Aceh dikhianati pemerintah Indonesia. Seandainya Soekarno dan Daud Beureueh masih hidup, barangkali mereka dapat menjadi saksi atas ikrar kesetiaan itu. Tapi semuanya dicabik-cabik oleh pemerintahan Soeharto. Impian rakyat Aceh duduk sama rendah berdiri sama tinggi dengan bangsa Indonesia dibalas dengan menjadikan rakyat Aceh sebagai sasaran peluru, pemerkosaan, penganiayaan, dan penguburan massal semasa DOM.
Kekayaan alam rakyat Aceh disedot untuk kepentingan pemerintah pusat. Jadi, sangat beralasan bila saat ini mereka bangkit memperjuangakan hak-haknya. Tapi, mungkinkah Hasan Tiro berhasil seperti Xanana Gusmao?
Agaknya, kekayaan alam Aceh menjadi pertimbangan kuat bagi pemerintah pusat untuk tidak melepas Aceh. Saat ini Aceh menyumbang 11 persen pendapatan nasional. Jadi, bisa dibayangkan bagaimana tanggapan pemerintah, meski sebagian besar masyarakat Aceh menuntut referendum.
Tuntutan tersebut beralasan karena selama ini teriakan rakyat Aceh tak ada yang mendengar dan peduli. Referendum memang bukan satu-satunya jalan, tapi merupakan langkah awal menjadikan rakyat Aceh berlapang dada dan bernapas lega. Bila Tim-Tim bisa, Aceh why not?
M.N. Age
Tanjongpineung
Seunuddon, Aceh Utara
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo