Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Yahoo Indonesia
Apa yang membuat Anda memutuskan golput dalam pemilu tahun ini?
|
||
Tak percaya kepada tokoh dan partai politik yang ada sekarang | ||
70% | 2.226 | |
Tak ada perubahan nyata dari ikut pemilu | ||
25% | 782 | |
Belum terdaftar dan tak berniat mendaftar | ||
1,9% | 66 | |
Mengikuti teman dan orang tua | ||
0,1,% | 6 | |
Selalu golput di setiap pemilu | ||
3% | 104 |
JUMLAH golongan putih alias golput-mereka yang tak menggunakan hak pilihnya-terus meningkat. Pada pemilihan umum mendatang, jumlahnya diperkirakan bertambah dibandingkan dengan Pemilu 2004 dan 2009. Pada 2004, jumlah golput mencapai 34,5 juta atau 23,34 persen dari pemilih. Jumlah ini naik pada pesta demokrasi 2009 menjadi lebih dari 40 persen, yakni 49,67 juta dari 121,59 juta pemilih. Pada Pemilu 2009, tahapan kampanye partai politik lebih pendek dibandingkan dengan pemilihan pada 2014. Dalam pemilu sebelumnya, tahapan kampanye partai politik baru dimulai pada Juli 2008 atau sekitar setahun dilangsungkan. Kini tahapan kampanye partai politik diperpanjang menjadi berlangsung sejak Januari 2013. Politikus dan partai politik mulai tampil. Aneka atribut kampanye calon legislator ataupun simbol dan bendera partai politik sudah tampak di berbagai tempat. Ada pemimpin atau tokoh politik yang mengadakan pertemuan tertutup ataupun pertemuan terang-terangan. Calon legislator kerap menggunakan latar belakang tokoh populer di belakang gambar diri mereka. Ada pula calon yang jelas beriklan kampanye di sejumlah media televisi. Partai politik memunculkan calon legislator dari berbagai kalangan, termasuk yang akrab di mata publik, seperti artis dan pesohor. Salah satu tujuan perpanjangan masa kampanye Pemilu 2014 adalah agar masyarakat semakin mengenal calon yang akan dipilih pada pemilihan 9 April nanti. Dengan begitu, jumlah golput bisa dikurangi. Namun sebagian warga yang memiliki hak pilih rupanya masih memilih golput. Berdasarkan polling Yahoo! terhadap para pemilih golput itu, mereka mengaku tak percaya kepada tokoh dan partai politik saat ini. Alasan lain: mereka tak merasakan perubahan nyata dari keikutsertaannya sebagai pemilih pada pemilu sebelumnya. Sedangkan sebagian kecil lainnya karena masalah teknis, yakni mengikuti sikap teman dan orang tua, serta memang sudah memilih golput sejak pemilu sebelumnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
Edisi 24 Maret 2014 PODCAST REKOMENDASI TEMPO surat-pembaca surat-dari-redaksi angka kutipan-dan-album kartun etalase event Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini Asas jurnalisme kami bukan jurnalisme yang memihak satu golongan. Kami percaya kebajikan, juga ketidakbajikan, tidak menjadi monopoli satu pihak. Kami percaya tugas pers bukan menyebarkan prasangka, justru melenyapkannya, bukan membenihkan kebencian, melainkan mengkomunikasikan saling pengertian. Jurnalisme kami bukan jurnalisme untuk memaki atau mencibirkan bibir, juga tidak dimaksudkan untuk menjilat atau menghamba ~ 6 Maret 1971 Jaringan Media © 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum |