SUDAH sejak akhir Februari lalu, reporter TEMPO A. Luqman ditugasi untuk mewawancarai Kasad Jenderal Rudini. Persiapan untuk itu pun segera ia lakukan: membaca semua kliping artikel tentang reorganisasi ABRI di TEMPO, dan dua buku, masing-masing karangan Jenderal Nasution dan terbitan Dinas Sejarah TNI-AD. Dilengkapi referensi itu, la pun melangkah ke kantor Kasad, Sabtu 2 Maret lalu. Maksudnya, untuk mengecek apakah surat permohonan untuk wawancara khusus, yang dikirim seminggu sebelumnya, sudah bisa diketahui jawabannya. Ia beruntung bisa bertemu sendln dengan Jenderal Rudini, yang hari itu memang sedang memberikan konperensi pers tentang penyelenggaraan Piala Kasad dalam kejuaraan karate nasional. Tapi jawaban yang keluar dari Jenderal Rudini sungguh di luar dugaannya. "Oke, wawancara sekarang juga di ruang saya." Wawancara pun berlangsung selama sejam lebih, dalam suasana yang menurut Luqman "Terbuka, ramah, dan tidak formal." Toh, hasil wawancara itu baru bisa terbit dalam TEMPO nomor ini. Sebab, beberapa hari setelah wawancara itu, datang permintaan untuk menunda dulu pemuatannya. Kepala Puspen Hankam, Laksamana Pertama Emir Mangaweang, beranggapan: berita tentang reorganisasi ABRI yang selama ini dimuat TEMPO dianggap sudah cukup banyak. Bisa dimengerti. Masalah reorganisasi ABRI, yang sering dikaitkan dengan masalah rasionalisasi, dianggap sesuatu yang "peka", agaknya. Akibatnya, persiapan Laporan Utama tentang reorganisasi ABRI terpaksa kami tunda dulu, menunggu hari baik. Dan hari baik itu, sekalipun terasa agak lama, datang juga dari Hankam, ketika Susanto Pudiomartono berhasil diterima Pangab Jenderal Benny Moerdani untuk suatu wawancara khusus, 23 April lalu. Susanto, yang menuliskan Laporan Utama, pada waktu lalu juga pernah melakukan wawancara dengan Pangab Moerdani. "Tapi kali ini cukup lama, sampai tiga jam," katanya. Bahan untuk Laporan Utama yang sudah lama "disekap" ini juga datang dari Indrayati, reporter TEMPO yang pekan lalu ikut rombongan Jenderal Rudini, dalam acara likuidasi Kodam III, I, dan II, serta peresmian Kodam I Bukit Barisan. Selama perjalanan, Indrayati juga mewawancaraiJenderal Rudini, dan mengumpulkan tambahan bahan yang diminta oleh Susanto.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini