Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Surat Dari Redaksi

Wawancara dengan sumitro

Tahun naga emas disambut dengan paket 24 desember dan nota anggaran 1988-1989. fikri jufri mewawancarai sumitro djojohadikusumo untuk mencari jawaban tentang prospek ekonomi indonesia sebagai bahan laput.

23 Januari 1988 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

T~AHUN Naga Emas datang lagi. Tahun ini, menurut kalender Cina, muncul seratus tahun sekali. Tahun Naga Emas, ~yang akan bermula pertengahan Februari depan, bagi mereka yang percaya, diyakini bagai tahun keberuntungan. ~ Di Indonesia, Tahun Naga Emas disamt pemerintah den~gan pemberian paket deregulasi -- yang dikenal dean nama Paket 24 Desember untuk dunia usaha. Lalu disambung dengan penyampai Nota Anggaran 1988-89 bacakan Presiden Soeharto di forum DPR, dua pekan lalu, ~yang juga memuat banyak hal menarik bagi dunia ekonomi dan bisnis. Betulkah dunia ekonomi dan bisnis kita akan cerah di Tahun Naga Emas? Meramal prospek dunia usaha 1988 bukan hal gampang. Apalagi dampak dari Crash 1987, anjloknya harga saham di pasar bursa, masih panjang buntutnya. Harga minyak, dan yang non, kita doakan bisa mulus. Belum lagi kendala lain -- yang kadang kala bisa muncul di luar perhitungan banyak oran~g. Wakil Pemimpin Redaksi Fikri Jufri mencoba mencari jawaban pertanyaan itu dari ekonom terkemuka Sumitro Djojohadikusumo. Mengapa Sumitro? Dialah yang kami pandang cocok untuk memotret masalah ekonomi kini dan esok, baik internasional maupun dalam negeri. Tapi menemui pakar ekonomi Indonesia itu juga tak mudah. Ia, kabarnya, belakangan Ini lebih suka nyep~i di gunung, di tempat peristirahatannya, dan hanya seminggu sekali turun ke Jakarta. Lebih dari sepekan Fikri menunggu sebelum diterima Sumitro untuk sebuah wawancara khusus. Mengapa kami menerjunkan Fikri untuk mewawancarai Sumitro? Karena dia, sebagaimana juga rekan-rekan yang lain di TEMPO, termasuk Pemimpin Redaksi Goenawan Mohamad, tetap seorang reporter. Dan Fikri, yang 25 Maret nanti genap 52 tahun, adalah wartawan yang tepat di antara kami untuk mewawancarai pakar ekonomi Indonesia itu. Bagi Fikri, yang mengagumi pikiran-pikiran Sumitro, mewawancarai tokoh ekonom itu dan kemudian menuliskannya menjadi Laporan Utama merupakan tugas yang mengasyikkan, tapi juga tak mudah. Menjelaskan masalah-masalah ekonomi yan~g pelik dengan bahasa yang sederhana bukan hal gampang. Resep Fikri? "Mempelajari dulu semua bahan, berusaha menyimpulkan bahan itu ke dalam bahasa sehari-hari, kemudian baru menulis," katanya dalam Apa ~ Siapa 1985-1986 terbitan P~ustaka Utama Grafiti. Tentu saja tak semua naskah Laporan Utama minggu ini ia tulis. Tim ekonomi TEMPO yang lain -- Max Wangkar, Mohamad Cholid, Suhardjo Hs., Budi Kusumah, Ahmed Kurnia Soeriawidjaja -- menyiapkan galeri pendapat dari berbagai pengusaha nasional serta pengamat ekonomi dan bisnis -- yang kemudian dipulas oleh Redaktur Senior Harun Musawa. Laporan Utama mengenai prospek ekonomi dan bisnis Indonesia 1988 juga disertai tulisan analis ekonomi Sjahrir dari Centrefor Policy Studies, lemba~la yang dibawahkan Sumitro, dan kolom M. Dawam Rahardjo, yang, melacak pikiran-pikiran Sumitro Djojohadikusumo.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus