Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kartun

Wonositi Nan Serba Ada

Lokasi transmigrasi Sitiung (Sumatera-Barat) mempunyai toko serba ada. Yang dijual semua kelengkapan bertani. Harga ? tak jauh berbeda dengan di Padang. Yang punya usaha, urang awak, tentu.

30 April 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DUA bulan lalu, Gubernur Tambunan dari Sulawesi Tengah telah mengutus Husni Alatas (almarhum) untuk meninjau proyek transmigrasi Sitiung di Sumatera Barat. Maksud Gubernur agar wartawan daerahnya bisa melihat dan mentrapkan apa yang ada di Sitiung yang mungkin bisa dicontoh bagi proyek-proyek transmigrasi yang ada di Sulawesi Tengah. Seperti diketahui Propinsi Sulawesi Tengah termasuk daerah yang akan menggalakkan transmigrasi dalam waktu-waktu mendatang. "Ada pemeo mengatakan", tulis Husni (jauh sebelum nyawanya direnggut oleh kecelakaan pesawat Twin Otter), "di mana ada orang, di situ tentu ada orang Padang berdagang". Ucapan ini rupanya berlaku juga di Sitiung, yang jaraknya ada 270 km dari kota Padang. Sebab sementara transmigran asal jebol desa itu mengalir terus setiap minggu (waktu itu), di sana ada sebuah toko serba ada yang diberi nama Wonositi. Wonositi adalah asal kata gabungan Wonogiri-Sitiung. Di bawah tulisan Wonositi pada papan narna toko tersebut, dalam tanda kurung ada tertera: "menjual barang P & D (provisien en dranken)", macam beberapa toko di Jakarta yang berada di seputar daerah Sabang. Pemilik toko, urang awak jua. Namanya Indra Satrya, usianya baru 30 tahun. Dan tentu saja, kehadiran toko Wonositi ini merupakan pelengkap sarana untuk transmigran yang serba istimewa ini, di samping adanya Bank Rakyat Indonesia dan kantor pos di dalam lokasi Sitiung. "Dengan adanya toko serba ada ini, transmigran tak perlu lagi berpayah-payah ke Padang dan kota terdekat untuk belanja". kata Indra Satrya. Uang Ribuan Sebetulnya, toko serba ada (dalam pengertian departement store) ini masuk dalam keluarga warung atau kios saja. Kecil dan dindingnya terbuat dari papan. Tapi Indra sang taoke mempunyai keahlian untuk mengaturnya. Sehingga tokonya yang kecil itu tampak semarak. Yang dijual cukup komplit: dari segala macam keperluan bertani (pacul, sekop), sampai ke bahan pakaian. Dijual pula bahan makanan berikut makanan kalengan. Di langit-langit beberapa lampu petromaks dan lampu teplok bergelantungan. Di sudut lain teronggok pula semen, papan dan seng. "Harga", kata Indra, "tak seberapa beda dengan harga yang ada di kota Padang". Rupanya telah ada konsensus antara Bupati Sawahlunto/Sijunjung, Jamaris Yunus dengan pemilik kedai, bahwa janganlah ambil kesempatan dalam kesempitan. "Kami harus membantu pendatang baru", kata seorang yang melayani pemheli. Apalagi Indra Satrya mempunyai sebuah truk (mungkin pula lebih) untuk mengangkut barang-barang kebutuhan toko dari Padang ke Sitiung. Mengenai nama Wonositi, inipun ada semacam konsensus antara Bupati dan Indra Satrya. Tadinya warung ini akan diberi nama "Ana Kabeh", artinya apa saja ada, serba ada. Kemudian Jamaris Yunus - yang memberi kelonggaran pada Indra untuk berdagang di situ mengusulkan Wonositi. Dan nyatanya animo pembeli cukup besar. Uang genggaman dari yang belanja pun selalu uang besar. Yaitu Rp 10.000 atau Rp 5.000-an, paling kecil Rp 1.000. "Sehingga kami pernah kewalahan menyediakan uang kecil untuk pengembalian", ujar pelayan toko. Dan ditambahkan pulalah acara tetap kalau ada truk datang dari Padang: bawa pula uang receh Rp 5, Rp 10, dan sebagainya yang bisa ditukar di bank. Dagangan laris, tapi salah mengerti sering masih terjadi. Pembeli banyak yang belum lancar berbahasa Indonesia. Terpaksa pula harus "menyewa" seorang juru bahasa. Indra Satrya sekarang sedang mengusahakan menarik beberapa transmigran dari Wonogiri ini untuk jadi pelayan toko. Karena usahanya juga semakin menggajah.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus