Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kartun

Yves Stolz Serba Emas & Mahal

Pameran barang-barang hasil kerajinan yves saint blaise di jakarta. korek api dan arloji mewah dan eksklusif. meski harganya mahal, banyak peminatnya.

5 Juli 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BEGITU Yves Stolz turun dari pesawat terbang di Halim Perdanakusuma, Jakarta, minggu lalu, beberapa orang reserse telah menunggunya di anak tangga pesawat. Dari sekian potong barang bawaannya, dua buah kopor kulit sebesar tev14 inci langsung dikawal ketat. Stolz dan kopor-kopornya itu kemudian dihawa ke Kodak Metro Jaya. Stolz bukan buronan atau penyelundup. Kawalan polisi itu memang atas permintaannya. Karena barang-barang yang ada di kedua kopor kulit tadi bernilai sekitar Rp 800 juta. Yves Stolz adalah pemilik perusahaan Yves Saint Blaise yang membuat arloji dan pemantik api yang serba mewah dan eksklusif. Dia mewarisi perusahaan dari kakeknya yang semula hanya membuat lonceng dan arloji berlapis emas dan bertaburan berlian. Tetapi sejak Ives Stolz, 43 tahun, memegang usaha ini pada 1974, jenis produksinya bertambah dengan pemantik (korek api) dan pistol. Selain merancang, dia juga menjual sendiri barang-barang hasil perusahaannya. Korek api yang sederhana bisa dihasilkan 4 buah sehari. Tapi sebuah korek yang diselimuti mutu manikam, dengan teknik dan bentuk yang eksklusif, dapat menghabiskan waktu satu minggu. Setiap model dari masing-masing jenis produksinya, tidak dibuat secara massal. Harganya? Sebuah arloji dengan emas dan ditaburi 1.400 berlian kecil-kecil berharga Rp 2 6 juta. Harga ini dapat dilihat ketika ia mengadakan pameran di Hotel Jakarta Hilton selama 4 hari minggu lalu. Arloji-arloji lainnya yang jumlahnya sekitar dua ratusan, dijual dengan harga mulai dari Rp 840 ribu sampai Rp 22 juta sebuah. Korek api dengan gas otomatis dilapis emas atau emas utuh 18 karat sampai 24 karat, boleh dibeli dengan harga yang termurah Rp 1,5 juta, sampai Rp 13,3 juta. Sedangkan pistol, juga dengan harga bermacam-macam. Etistol yang dilengkapi teleskop dan peredam suara--dari emas atau berlapis mas -- dijual dari harga Rp 900 ribu sampai Rp 24 juta. Yamani & Raja Hussein Yang paling khas adalah senjata api mini jenis revolver yang diberi nama Liliput Ruger. Besarnya cuma seperti pistol mainan untuk gantungan kunci, tetapi bisa mematikan--paling tidak kalau ditembakkan dari jarak yang amat dekat dengan sasarah. Pelurunya cuma sebesar lidi. Sepucuk senjata mini ini telah laku lewat pameran yang selalu dijaga ketat oleh polisi tadi. Siapa pembelinya? Yves Stolz menyebut sebuah nama. Gunawan Wibisono seorang pengusaha di Jakarta. Menurut Gunawan, pistol kreasi Yves Blaise dihadiahkannya kembali kepada seorang pejabat. "Tetapi Pak Gunawanlah yang mengatur sampai saya bisa ke Indonesia," kata Stolz. Stolz mengaku telah kenal betul dengan Gunawan. Terutama karena hobi pengusaha Indonesia ini antara lain mengumpulkan arloji mewah dan eksklusif. Gunawan tak mau menyebut berapa harga pistol mini tadi dibelinya. "Sejak lama saya ingin ke Jakarta," ujar Stolz lagi, "karena selama ini langganan saya di Indonesia selalu membeli barang-barang saya di Hongkong." Stolz juga ingin membuka toko atau bengkel di Jakarta. Dengan begitu, menurut Stolz, harga-harga barang produksinya akan lebih murah sambil memanfaatkan pengrajin-pengrajin lokal. Di Swiss, perusahaan Saint Blaise mempunyai 20 karyawan ahli permata, 10 orang ahli membuat arloji dan 14 orang ahli senjata. Menurut Stolz Raja Hussein dari Yordania pernah memesan sebuah arloji emas dengan gambar sang raja, permaisuri dan putrinya pada permukaan piringan arloji tersebut. Begitu juga Menteri Minyak Saudi Arabia, Sheik Mohammad Zaki Yamani. Sebuah pemantik api pernah dijualnya kepada Menteri Pertahanan Emirat Arab dengan harga Rp 27 juta. Pameran Stolz di Jakarta selalu penuh pengunjung. Dia juga repot melarang pengunjung--orangtua atau anak-anak--yang selalu saja ingin memegang atau menarik pelatuk pistol. "Saya bukan khawatir hilang," ujarnya, "saya tak mau barang saya tergores dan cacat."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus