Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ragam

Gejala dan Cara Mencegah Dehidrasi saat Puasa

Dehidrasi adalah kondisi ketika tubuh kehilangan banyak cairan hingga tidak dapat berfungsi secara optimal.

4 Maret 2025 | 12.10 WIB

ilustrasi menyiram air untuk mengurangi dampak dehidrasi. Shutterstok
Perbesar
ilustrasi menyiram air untuk mengurangi dampak dehidrasi. Shutterstok

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Menjalankan ibadah puasa berarti tubuh tidak mendapatkan asupan cairan dalam waktu yang cukup lama. Jika tidak diimbangi dengan konsumsi air yang cukup saat sahur dan berbuka, risiko mengalami dehidrasi akan meningkat. Dehidrasi terjadi ketika tubuh kehilangan lebih banyak cairan daripada yang masuk, sehingga berbagai fungsi tubuh bisa terganggu.

Apa Itu Dehidrasi?

Dilansir dari laman Cleveland Clinic, dehidrasi adalah kondisi ketika tubuh kehilangan banyak cairan hingga tidak dapat berfungsi secara optimal. Hal ini bisa terjadi akibat berbagai faktor, seperti berkeringat berlebihan di cuaca panas, demam, diare, muntah, atau penggunaan obat-obatan yang meningkatkan produksi urine. Dalam kondisi puasa, kurangnya asupan cairan menjadi penyebab utama yang dapat memicu dehidrasi.

Mengapa Air Sangat Penting bagi Tubuh?

Sebagian besar tubuh manusia terdiri dari air, bahkan mencapai 78 persen dari total berat badan. Air memiliki peran krusial dalam berbagai fungsi tubuh, antara lain:

  • Membantu proses pencernaan dan pembuangan zat sisa metabolisme.
  • Melumasi sendi agar tetap fleksibel dan mencegah cedera.
  • Membantu produksi air liur yang berperan dalam proses makan dan menelan.
  • Menjaga keseimbangan kimia dalam tubuh, termasuk produksi hormon dan neurotransmitter di otak.
  • Mengedarkan oksigen ke seluruh tubuh melalui darah.
  • Melindungi organ-organ penting, termasuk otak dan sumsum tulang belakang.
  • Mengatur suhu tubuh dengan mekanisme keringat yang mendinginkan tubuh saat cuaca panas atau setelah berolahraga.

Ketika tubuh kehilangan banyak cairan melalui keringat tanpa adanya penggantian yang cukup, keseimbangan cairan dalam tubuh terganggu dan dapat menimbulkan berbagai gejala dehidrasi.

Tanda-tanda Dehidrasi yang Perlu Diwaspadai

Dehidrasi sering kali sulit dikenali karena tidak selalu menyebabkan rasa haus secara langsung. Berikut adalah beberapa tanda yang dapat menunjukkan bahwa tubuh mengalami dehidrasi:

Gejala Dehidrasi pada Anak:

  • Bibir dan lidah tampak kering.
  • Tidak ada air mata saat menangis.
  • Popok tetap kering selama lebih dari enam jam pada bayi.
  • Ubun-ubun tampak cekung.
  • Mata terlihat cekung dan kulit tampak lebih keriput.
  • Napas dalam dan cepat.
  • Tangan serta kaki terasa dingin dan tampak berbintik-bintik.

Gejala Dehidrasi pada Orang Dewasa:

  • Sakit kepala, kebingungan, dan sulit berkonsentrasi.
  • Rasa lelah dan tubuh terasa lemah.
  • Pusing, mudah jatuh, dan terasa melayang saat berdiri.
  • Mulut dan tenggorokan terasa kering.
  • Detak jantung meningkat, tetapi tekanan darah cenderung menurun.
  • Nafsu makan menurun, tetapi muncul keinginan untuk mengonsumsi makanan manis.
  • Kulit tampak kemerahan akibat kurangnya cairan dalam tubuh.
  • Pembengkakan pada kaki.
  • Kram otot yang menyakitkan.
  • Sensitivitas terhadap suhu panas atau mengalami kedinginan tiba-tiba.
  • Kesulitan buang air besar (konstipasi).
  • Urine berwarna gelap atau pekat, padahal urine yang sehat seharusnya berwarna kuning pucat hingga jernih.

Ni Kadek Trisna Cintya Dewi turut berkontribusi dalam penulisan artikel ini.

Pilihan Editor: Berikut 3 Fakta Dehidrasi yang Jarang Dibahas

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus