Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ramadhan

30 Ribu Porsi Makanan Berbuka Gratis di Abu Dhabi

Masjid Agung Sheikh Zayed di Abu Dhabi, masjid terbesar di Uni Emirat Arab, menjadi pusat kegiatan ibadah bagi masyarakat selama Ramadan.

15 Mei 2019 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Warga berbuka puasa di Masjid Agung Sheikh Zayed di Abu Dhabi. euronews.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ABU DHABI – Masjid Agung Sheikh Zayed di Abu Dhabi, masjid terbesar di Uni Emirat Arab, menjadi pusat kegiatan ibadah bagi masyarakat selama Ramadan. Untuk melayani mereka yang berpuasa, masjid ini menyelenggarakan makan malam besar-besaran pada saat berbuka puasa atau iftar. Menu buka puasa yang disajikan berupa makanan tradisional yang mencakup kurma dan yoghurt, yang disebut laban, serta campuran protein, karbohidrat, dan hidangan berkalori sehat dengan gizi seimbang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sementara itu, bahan untuk membuat makanan tersebut terdiri atas 10 ton beras, 7 ton ayam, dan 10 ton sayuran setiap harinya. Setidaknya, masjid menyediakan makanan untuk 30 ribu orang setiap hari. Dalam persiapannya, panitia membutuhkan perencanaan selama enam bulan dengan melibatkan sekitar 400 koki dan hampir 500 staf layanan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Kami merasa terhormat untuk melayani. Ini merupakan hak istimewa terlibat dalam inisiatif semacam itu," kata Shaikha Al Kaabi, CEO Armed Forces Hotel, perusahaan perhotelan yang memasok makanan di Masjid Agung Sheikh Zayed.

Gagasan itu dimulai sejak 15 tahun lalu. Saat ini, program tersebut terus berkembang dan melibatkan kalangan dari berbagai latar belakang kebangsaan atau agama. "Sungguh luar biasa melihat jumlah orang yang datang terlepas dari latar belakang mereka," tutur Al Kaabi.

Waktu berbuka puasa jatuh sebelum pukul 19.00, saat matahari mulai terbenam di Abu Dhabi. Relawan dari berbagai organisasi amal membantu masyarakat yang datang untuk duduk di kursi saat makanan disajikan. Buka puasa merupakan waktu bagi banyak orang untuk bersatu kembali dengan sesamanya.

Kamal Naeem, 32 tahun, asal Mesir, mengatakan kerap hadir dalam pertemuan di Masjid Agung selama tiga tahun. "Saya selalu datang ke sini selama Ramadan," kata dia. "Rasanya seperti di negara saya, di antara keluarga dan teman. Ini menjadi seperti iftar keluarga, bukan iftar sendiri." LARISSA H. | EURONEWS

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus