Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ulat bulu banyak berada di wilayah yang rindang dengan tanaman, seperti di taman, kebun dan semak belukar. Hewan mungil ini kerap dianggap sebagai hama yang merusak tanaman pertanian. Walaupun corak warna bulunya cenderung unik, tapi sangat berbahaya jika menempel di kulit, karena menyebabkan ruam dan gatal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bulu ulat berfungsi untuk mempertahankan diri dari serangan predator. Bulu ulat juga memiliki efek berbahaya terhadap kulit manusia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mengutip Cleveland Clinic, bulu runcing beberapa spesies ulat sebetulnya duri yang terhubung ke kantong beracun. Jika disentuh, kemudian terlepas menempel di kulit akan melepaskan racun. Reaksinya bisa gatal ringan hingga rasa sakit yang parah, bengkak, melepuh, radang kulit (dermatitis).
Apa saja spesies ulat bulu beracun?
1. Ulat sutera raksasa (Famili Saturniidae)
Ada banyak spesies ulat sutra yang ditemukan di Kentucky, Amerika Serikat, tapi hanya dua anggota kelompok yang memiliki duri beracun. Keduanya merupakan ulat pemakan daun besar, dengan ciri-ciri banyak duri di seluruh tubuh. Adapun kedua ulat tersebut, yaitu:
- Ngengat buck (Hemileuca maia), ulat dewasa berukuran sekitar 5 sentimeter, tubuh berwarna cokelat sampai hitam keunguan dengan banyak bintik kuning. Ulat ini ditutupi duri hitam bercabang dengan ujung berwarna merah dan hitam. Ini sering dijumpai di pohon willow pada musim semi hingga pertengahan musim panas.
- Ngengat io (Automeris io) secara keseluruhan tubuhnya berwarna hijau muda hingga kuning, tapi tiap sisinya terdapat garis merah sempit yang dibatasi garis putih di bawahnya. Ulat dewasa panjangnya 5 sentimeter, ditutupi duri kuning bercabang hitam. Ulat ini memakan berbagai macam tanaman dan serangga. Seperti jagung, mawar, willow, linden, elm, oak, belalang, apel, beech, abu, kismis, dan semanggi.
2. Ulat ngengat flanel (Famili Meglopygidae)
Mengutip laman entomology.ca.uky.edu, ada beragam jenis ulat flanel. Tapi yang lebih sering adalah ulat ngengat flanel putih (Norape ovina), ulat ngengat flanel gelombang hitam (Megalopyge crispata), dan ulat kucing (Megalopyge opercularis). Ketiga ulat ini memiliki duri berbisa yang tersembunyi di bawah bulu halus panjang. Duri berbisa ini menyebabkan sengatan dan pembengkakan yang menyakitkan selama berhari-hari.
3. Ulat ngengat siput (Famili Limacodidae)
Ulat ngengat siput merayap di daun seperti siput. Kepala dan kaki tak terlihat dari atas. Biasanya, ada satu generasi per tahun dengan larva yang tumbuh ditemukan di akhir musim panas. Ada tiga jenis ulat beracun dari spesies ini, yaitu:
- Ulat pelana (Sibine stimulea), tubuh berwarna coklat di depan dan belakang, hijau di tengah dengan bintik ungu di tengah sadel hijau. Ada dua tanduk menonjol di bagian depan dan belakang. Sengatan serangga ini dapat menyebabkan iritasi parah. Ulat ini umumnya ditemukan di pohon gugur seperti basswood, kastanye, ceri, ek, dan prem, mereka lebih sering hinggap di tanaman jagung.
- Ulat mawar menyengat (Parasa indetermina), ulat ini berduri kuning-merah dengan garis-garis hitam dan biru di tengah punggung, garis-garis merah, biru, dan hitam yang terlihat samar di sepanjang sisi tubuhnya. Ada tanduk kuning berduri yang menonjol di bagian depan, belakang dan tengah tubuh. Mereka dapat ditemukan makan di semak-semak dan cabang pohon rendah redbud, oak, hickory, bayberry, ceri liar dan sycamore.
- Siput ek berduri (Euclea delphinii), ulat berwarna hijau kuning pucat ini memiliki empat bercak gelap duri ke arah belakang dan banyak lobus berdaging kuning atau merah. Bagian punggung ulat dewasa berwarna cokelat. Ulat ini memakan ek, beech, kastanye, willow, pir, bayberry, kayu asam, ceri. Ulat ini tak terlalu berbisa dibanding ulat pelana.
KAKAK INDRA PURNAMA
Ikuti berita terkini dari Tempo di Google News, klik di sini.