Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Antibiotik Baru Penangkal Resistansi Bakteri

Cara kerjanya terbalik dari kebanyakan antibiotik yang sudah ada.

19 Februari 2020 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Antibiotik Baru Penangkal Resistansi Bakteri

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Antibiotik tak selamanya manjur untuk membasmi bakteri penyebab infeksi. Sebab, adakalanya bakteri kebal terhadap antibiotik karena mereka dapat beradaptasi terhadap obat dan bermutasi, sehingga pada akhirnya sulit dibunuh.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Melalui penelitian intensif, para ilmuwan di Kanada menemukan sekelompok antibiotik baru yang memiliki cara kerja unik dalam menyerang bakteri. Namanya corbomycin. Inilah jalan baru menuju upaya memerangi resistansi antimikroba.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Corbomycin bersama dengan antibiotik lain yang kurang dikenal, complestatin, dapat membunuh bakteri dengan cara menghalangi fungsi dinding sel mereka. Ini merupakan fenomena unik yang teramati oleh para ilmuwan untuk pertama kalinya.

Corbomycin dan complestatin berasal dari keluarga antibiotik glikopeptida yang diproduksi bakteri tanah. Antibiotik baru ini dapat memblokade infeksi yang disebabkan oleh Staphylococcus aureus. Hasil temuan ini dipublikasikan dalam jurnal Nature, pekan lalu.

Beth Culp, kandidat doktoral dalam bidang biokimia dan ilmu biomedis di McMaster University di Hamilton, Ontario, mengatakan bakteri memiliki dinding di sekitar luar sel mereka yang memberi bentuk dan menjadi sumber kekuatan.

"Antibiotik, seperti penicillin, membunuh bakteri dengan cara mencegah penguatan dinding sel itu. Tapi antibiotik yang kami temukan justru bekerja sebaliknya, yakni mencegah dinding sel agar tidak mudah rusak," kata Culp.

Menurut dia, penting bagi sel untuk membelah diri. Agar sel dapat tumbuh, sel harus membelah diri dan mengembang. "Jadi, dengan mencegah kerusakan dinding, seperti memenjarakan mereka dan tidak bisa mengembang atau tumbuh," ujarnya.

Para peneliti menggunakan teknik pencitraan sel dalam penelitian ini. Pendekatan itu dapat diterapkan pada antibiotik lain dan membantu mereka menemukan antibiotik baru dengan mekanisme aksi yang berbeda.

Culp menjelaskan bahwa timnya menemukan satu antibiotik yang sama sekali baru dalam penelitian ini. "Tapi, sejak itu, kami menemukan beberapa antibiotik lain dalam keluarga yang sama yang memiliki mekanisme kerja baru," ucapnya.

Andrew Edwards, dari Departemen Penyakit Menular di Imperial College London, menyebut temuan ini menarik untuk menemukan antibiotik manjur. "Antibiotik baru memiliki aktivitas melawan beberapa bakteri bermasalah, termasuk MRSA," kata dia.

Menurut Edwards, ada banyak proses dan hambatan yang harus dilalui untuk menghasilkan antibiotik yang memenuhi syarat secara klinis. "Banyak antibiotik baru gagal uji klinis karena beracun atau tak cukup efektif ketika diberikan kepada manusia," katanya.

Brendan Wren, profesor patogenesis mikroba di London School of Hygiene dan Tropical Medicine, mengatakan penelitian ini merupakan pendekatan yang menjanjikan untuk menemukan antibiotik baru terhadap MRSA dan mungkin bakteri lain.

"Namun, karena kelompok antibiotik ini baru diuji pada tikus, masih ada proses panjang sebelum bisa menjadi produk massal karena akan ada pertimbangan biaya dan pengujian toksisitas serta kemanjuran pada manusia," kata Wren. SCIENCE DAILY | DAILY MAIL | AFRILIA SURYANIS


Antibiotik Baru Penangkal Resistansi Bakteri

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus