Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Arsitektur Bali Yang Mana ?

Di Bali telah dibuka Sekolah Tinggi Arsitektur Bali Tradisional, disponsori Yayasan Dwijendra. Ternyata bangunan tradisional lebih tahan gempa dari pada yang modern, dan harus dipertahankan.

26 September 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BALI maju selangkah memelihara arsitektur tradisionalnya. Dengan bantuan pemda, pulau pariwisata tu membuka Sekolah Tinggi Arsitektur Bali Tradisional. Kuliahnya baru saja dimulai. Buat sementara ia mendompleng pada Sekolah Dwijendra, Denpasar, tapi Pemda Bali sudah menyediakan tanah 1,5 ha di daerah Kesiman untuk calon kampus. Sekolah ini disponsori Yayasan Dwijendra. Universitas Udayana, meski punya Jurusan Arsitektur, tak merasa disaingi. Bahkan Unud mengizinkan dosennya mengajar di sekolah baru itu, dengan harapan supaya "kita bisa mengembangkan arsitektur Bali lebih luas," ujar Ir. 1. Nengah Celebet, Ketua Jurusan Arsitektur FT Unud. Pengaruh modern semakin mendesak keaslian arsitektur Bali tradisional, yang pengertiannya cukup luas. Mulai dari tata ruang, bentuk sampai ukuran menuntut perhitungan tepat. Semua unsur punya makna yang mendalam, mencerminkan falsafah hidup orang Bali. "Tapi sekarang kita di Bali sering mengabaikan itu," ujar Cok Raka Dherana SI. Ketua Lembaga Adat dan dosen Unud itu mengakui ini bukan karena sengaja, melainkan sebagai akibat ketidaktahuan. Walaupun belum pernah dilakukan penelitian, diduga tinggal 10% saja bangunan bercorak asli Bali, ujar Ir. Celebet. "Ini pun diterapkan pada bangunan tempat ibadat saja. Membangun tempat tinggal, mereka seperti seenaknya saja." Celebet menganggap inisebagai akibat semakin berkurang pengetahuan tentang makna unsur dan ukuran pasti bangunan asli. Agaknya Sekolah Tinggi itu diharapkan bisa merumuskan makna yang disebut arsitektur Bali dan bagaimana pengembangannya di tengah kemajuan teknologi sekarang. Ketika gempa bumi melanda Bali, lebih banyak bangunan modern yang rubuh berantakan, sedang bangunan asli lebih utuh. Bila tembok hancur, "atap (bangunan asli) tetap tegak," ujar Robi Sularto dari BIC (Building Information Centre) di Sanur. "Ini sudah diperhitungkan dengan tiang penyanggah bangunan itu, tapi hal itu kini dilupakan, terdesak pengaruh modern." Untuk mengembangkan rumah tahan gempa di Bali, BIC sangat aktif menggali nilai arsitektur tradisional. "Robi Suharto banyak meneliti dan mempelajari rontal-rontal lama, mengungkapkan kaidah arsitektur tradisional Bali," kata Ir. Hendro Tjahjono, Ketua Ikatan Arsitek Indonesia. Dan Sularto konon sangat berperan dalam membuka sekolah baru itu. Jumlah dosennya (40 orang) masih melebihi jumlah mahasiswanya. Tapi itu bukan sebab uang kuliah (Rp 100 ribu setahun). Mahasiswa yang diterima memang terbatas --dari jurusan Paspal. Kuliahnya berlangsung selama sembilan semester, dibanding dengan FT Unud delapan semester. Juga mata kuliahnya lebih banyak, meski pada dasarnya tidak berbeda dengan yang diberikan di FT-Unud. Ada 160 SKS (Sistem Kredit Semester), 109 di antaranya kuliah pokok dan 51 berupa tambahan. Yang terakhir inilah yang menyajikan soal arsitektur tradisional Bali. "Mahasiswa akan lebih banyak terjun ke lapangan," ujar Dherana SH menjelaskan. "Mereka belajar sambil memberikan petunjuk pada Sangging atau Undagi, yang biasanya lebih banyak ditemukan dipedesaan."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus