Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Bahas Tantangan Ekosistem Kendaraan Listrik di Indonesia, BRIN: Perlu Fokus

Implementasi program kendaraan listrik dinilai harus didukung ekosistem yang memadai.

24 April 2024 | 09.04 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Peneliti mengoperasikan penggunaan kendaraan listrik Micro Electric Vehicle-Teleoperated Driving System (MEVi) di BRIN, Bandung, Jawa Barat, Rabu, 16 Februari 2022. Mobil ini memungkinkan pengguna mengoperasikannya dari jarak jauh. ANTARA FOTO/Novrian Arbi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Untuk menggali tantangan ekosistem kendaraan listrik di Indonesia, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyelenggarakan simposium mini yang membahas hal tersebut, pada Rabu, 24 April 2024, di Kantor BRIN Gatot Subroto, Jakarta.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Implementasi program kendaraan listrik dinilai harus didukung ekosistem yang memadai. Saat ini, Indonesia sedang dalam masa transisi dari kendaraan konvensional ke kendaraan listrik, sehingga masih terdapat beberapa tantangan dalam ekosistem kendaraan listrik di Indonesia.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kepala Pusat Riset Ekonomi Industri, Jasa, dan Perdagangan BRIN Umi Mu’awanah mengatakan tidak ada satu negara pun yang dapat memenuhi keseluruhan elemen ekosistemnya secara mandiri, terutama dalam kaitannya dengan pengembangan teknologi.

“Indonesia perlu fokus, di mana kekuatannya untuk dapat memberikan nilai tambah tinggi, dan bisa berpartisipasi dalam sistem rantai pasok kendaraan listrik domestik dan global,” kata Umi dikutip dari siaran pers, Rabu, 24 April 2024.

Di sisi lain, kesiapan infrastruktur juga harus terus ditingkatkan untuk memacu persepsi dan permintaan masyarakat terhadap kendaraan listrik. Menurut Umi, pemerintah Indonesia sedang fokus membangun pasar kendaraan listrik domestik, dengan membangun persepsi publik terhadap kendaraan listrik dan menggugah publik untuk mulai menggunakan kendaraan listrik. Tujuan utamanya tentu saja untuk mengurangi polusi udara. 

Kembali pada tugas utama pemerintah adalah membuat payung hukumnya, yakni memberikan insentif dan priviledge kepada sektor bisnis dan masyarakat, serta membangun infrastruktur pendukung kendaraan listrik, seperti fasilitas stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU).

Sementara itu, pemain utama pasar kendaraan listrik di Indonesia, khususnya kendaraan pribadi produksi massal, masih didominasi oleh pemain luar, seperti Cina dan Korea Selatan. Namun, pemerintah Indonesia juga berharap pemain lokal dapat berkontribusi serta bersaing di pasar kendaraan listrik di Indonesia. 

“Tantangan utama yang dihadapi adalah mendorong kolaborasi lembaga litbang dan perguruan tinggi dengan industri yang ditujukan langsung untuk pengembangan dan inovasi kendaraan listrik. Serta, membangun kesiapan teknologi industri komponen lokal untuk bisa bersaing di pasar kendaraan listrik di Indonesia maupun global,” ucap Umi.

Terlebih lagi, lanjut Umi, Indonesia harus bersaing dengan Vietnam yang saat ini menjadi pemain kuat industri kendaraan listrik di ASEAN. Selain itu, persepsi masyarakat terhadap kendaraan listrik juga masih lemah, karena harganya masih sangat tinggi dan fasilitas SPKLU juga terbatas.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Irsyan Hasyim

Irsyan Hasyim

Menulis isu olahraga, lingkungan, perkotaan, dan hukum. Kini pengurus di Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta, organisasi jurnalis Indonesia yang fokus memperjuangkan kebebasan pers.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus