Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Balon Udara Meledak saat Perayaan Hari Guru di Bekasi, Apa Isinya?

Ada tiga jenis gas yang digunakan untuk balon udara, yakni Heliumpower (He), Hidrogen (H2), dan Karbon Dioksida (CO2).

28 November 2023 | 15.44 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Perayaan Hari Guru Nasional dan HUT ke-78 Persatuan Guru Indonesia (PGRI) di SDN Cimuning 1, Mustikajaya, Kota Bekasi, Sabtu, 25 November 2023, menjadi viral di media sosial gara-gara insiden balon udara meletus..

Persisnya, balon udara atau gas yang disiapkan untuk perayaan itu meledak dan malah melukai sejumlah guru.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Ledakan tersebut melukai sepuluh orang guru, seluruh korban sudah ditangani," kata Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Bekasi, Warsim Suryana, dalam keterangan tertulis yang dibagikan pasca-peristiwa itu.

Jenis gas pengisi balon udara

Balon gas atau udara adalah simbol kegembiraan dan sering diisi dengan berbagai jenis gas untuk membuatnya melayang atau mengambang. Dilansir dari publikasi The Chemistry of Hydrogen yang terbit di laman Purdue University, ada tiga jenis gas yang digunakan untuk balon udara, yakni Heliumpower (He), Hidrogen (H2), dan Karbon Dioksida (CO2).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

He adalah yang paling umum digunakan untuk mengisi balon. He relatif aman karena tidak mudah terbakar dan tidak beracun. H2 memiliki daya apung yang lebih baik daripada helium, penggunaannya di balon udara sangat berisiko karena sifatnya yang sangat mudah terbakar dan bahkan meledak jika terjadi paparan api atau percikan.

Sementara CO2 jarang digunakan untuk balon karena lebih berat daripada udara. Namun, dalam beberapa kasus, CO2 digunakan untuk balon kecil atau efek spesial karena sifatnya yang tidak mudah terbakar.

Potensi dan bahaya balon udara

Balon udara rentan terhadap potensi bahaya terutama saat menggunakan gas yang mudah terbakar seperti hidrogen. Ketika diisi dengan hidrogen, balon dapat meledak jika terkena percikan api atau panas berlebih. Selain itu, balon yang diisi gas helium juga bisa meledak jika diisi terlalu penuh dan dibiarkan terkena suhu panas atau paparan sinar matahari secara berlebihan.

Panas yang dilepaskan oleh lilin memberikan energi aktivasi yang diperlukan untuk reaksi yang menghasilkan air dari hidrogen dan oksigen. Reaksi ini sangat eksotermik, menghasilkan ledakan yang dahsyat.

Penggunaan gas yang tepat, mengikuti petunjuk pengisian yang benar, serta penanganan yang hati-hati adalah kunci untuk mencegah kecelakaan dan meledaknya balon udara. Meskipun helium lebih aman daripada hidrogen, tetap penting untuk menghindari terlalu memuat balon dengan gas untuk mencegah risiko kebocoran atau meledaknya balon karena tekanan gas yang berlebihan.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus