Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Aktivitas balon udara liar di sejumlah titik menjadi perhatian perusahaan layanan navigasi penerbangan Airnav Indonesia selama periode arus mudik Lebaran 2025. Sebab, balon udara tersebut berpotensi menganggu operasional penerbangan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Direktur Operasi Airnav Indonesia Setio Anggoro mengatakan aktivitas balon udara liar merupakan ancaman serius bagi keselamatan penerbangan selama arus mudik Lebaran ini. Aktivitas balon udara liar ini banyak terjadi di seputar Jawa Tengah, seperti Boja (Kendal), Weleri (Kendal), Kabupaten Pekalongan dan Batang. "Ini menjadi budaya syawalan bagi masyarakat setempat," ujar dia di Jakarta, Selasa 25 Maret 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lebaran tahun lalu, kata Setio, Airnav Indonesia menerima sebanyak 50 laporan terkait aktivitas balon udara liar yang menganggu operasional dan mengancam keselamatan penerbangan. Airnav Indonesia, kata Setio, tidak keberatan adanya tradisi menerbangkan balon udara oleh sekelompok masyarakat di seputar Jawa Tengah, asalkan dilakukan sesuai prosedur yang berlaku.
Kampanye Keselamatan Penerbangan
Untuk itu, kata Setio, Airnav secara intensif melakukan kampanye keselamatan penerbangan agar balon udara tradisional ditambatkan, tidak dilepas ke udara seperti tahun-tahun sebelumnya. "Kami juga selalu berkordinasi aktif dengan forum pimpinan daerah serta aparat keamanan setempat untuk sweeping dan penindakan serta
pelaksanaan kampanye akan larangan penerbangan balon udara liar melalui media massa
dan media sosial," ujarnya.
Kampanye keselamatan penerbangan untuk balon udara tradisional sudah
menjadi bagian dari komitmen AirNav Indonesia untuk menjamin keselamatan penerbangan
di ruang udara Indonesia.
Antisipasi Cuaca Ekstrem
Selain balon udara, Airnav Indonesia, juga mewaspadai sejumlah faktor lainnya yang dapat menganggu operasional penerbangan seperti cuaca ekstrem, abu vulkanis, ancaman burung dan satwa liar (bird strike), gangguan operasional bandara dan gangguan operasional maskapai.
Setio mengatakan, pihaknya telah menyiapkan mitigasi bencana terhadap potensi gangguan cuaca ekstrem dan abu vulkanis. "Untuk antisipasi cuaca buruk kami secara intensif berkoordinasi dengan BMKG," ujarnya.
Informasi cuaca terkini dari BMKG, kata Setio, akan disampaikan ke petugas air traffic control setiap bandara yang nantinya akan diteruskan ke pilot pesawat. Untuk mitigasi abu vulkanis, menurut Setio, Airnav Indonesia saat ini fokus terhadap dua gunung berapi yang sedang erupsi yaitu gunung berapi di Pekan Baru, Riau, dan Gunung Lewotobi di Nusa Tenggara Timur. "Jika ditemukan abu vulkanis pada dua gunung berapi itu, mau tidak mau bandara ditutup," kata Setio.
Airnav juga menyiapkan perpanjangan jam operasional bandara untuk mengantisipasi gangguan operasional bandara dan gangguan operasional maskapai penerbangan. "Pemberlakuan jam operasional hingga 24 jam di sejumlah cabang AirNav mengikuti operasional bandar udara," kata Setio.