Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Bebas Polusi dengan Urin

20 Juni 2005 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Meski awalnya sempat menjadi bahan tertawaan, melalui riset, kenyataannya urin domba dapat mengurangi polusi udara akibat asap kendaraan bermotor. Formula baru yang memanfaatkan limbah berbau ini telah diuji coba sebuah operator bus di Inggris, Mei lalu. Sem-protan urin ke saluran knalpot terbukti dapat mengurangi emisi nitrogen oksida yang dikenal beracun.

Direktur Pelaksana Stagecoach South, Andrew Dyer, menyatakan, "Ini metode baru, tapi kami percaya ini akan berhasil," katanya. Proyek ini mendapat dukungan penuh dari dewan daerah Hampshire sebagai upaya mengurangi polusi udara di wilayah itu.

Dan operator bus itu hingga kini tetap melakukan uji coba. Caranya sederhana, tangki berisi urin domba dipasang di sebuah bus di Winchester, Inggris Selatan. Limbah itu dikumpulkan dari peternakan dan dimurnikan menjadi urea. Amoniak dalam urea akan bereaksi dengan nitrogen oksida di saluran pembuangan dan menguraikannya menjadi nitrogen dan uap air.

Dyer optimistis teknologi ramah lingkungan ini akan menjadi kunci merealisasi kendaraan bebas polusi. "Jangan khawatir, kami tidak akan meminta penumpang meninggalkan urinnya, juga tidak membawa seekor domba di belakang bus," ujarnya berseloroh.

Lukisan Bernyanyi

Bentuknya serupa lukisan biasa dan tergantung di dinding, tapi sesungguhnya itu adalah pengeras suara hifi terbaru keluaran ELAC Imago. Suara muncul dari dua speaker ELAC NXT yang dipasang di balik panel lukisan.

Dibandingkan dengan pengeras suara biasa, speaker panel ini meradiasikan suara pada sudut yang lebih luas dan sejenis. Area yang terjangkau juga lebih optimal. Teknologi baru yang digunakan Imago adalah DML—distributed mode loudspeaker. Perangkat ini menghasilkan suara lewat permukaan yang lebih luas sebagai jaringan perambat khusus.

Sebagai bonusnya, para pencinta musik dan seni dapat memilih lukisan terkenal yang akan digunakan sebagai panel speaker, mulai dari lukisan karya Van Gogh, Monet, Duret, atau Lombarte. Salinan lukisan ini dilaminasi di atas panel sehingga berfungsi sebagai lukisan speaker.

Ponsel Jagung

Limbah plastik dari ponsel bekas kini menjadi masalah baru di negara-negara maju. Perusahaan komputer Jepang, NEC, dan pabrik tekstil Unitika berhasil mengembangkan sejenis plastik dari jagung sebagai kerangka ponsel. Karena terbuat dari bahan organik, plastik ini dijamin tidak akan mencemari alam.

Rencananya, NEC akan meluncurkan produk ini Juni tahun depan. Hampir 90 persen material ponsel ini terbuat dari sayuran. Mereka berhasil membuat campuran resin polyactide dari jagung dengan menambahkan sejenis rami se-hingga lebih kuat.

"Resin polyactide bisa terurai dalam tanah," kata Yutaka Imura dari Unitika. "Tetapi penggunaannya terbatas karena tidak terlalu tahan panas dan guncangan."

Sebelumnya, perusahaan Jepang lainnya, NTT DoCoMo, Inc. dan Sony Ericsson Mobile Communication, mengembangkan riset serupa. Mereka memfermentasi tepung dan gula jagung dengan asam laktat membentuk asam polyactic. Bahan ini yang dipakai sebagai plastik di satu tombol ponsel IIS Sony Ericsson.

April lalu, kedua perusahaan ini membuat prototipe ponsel dari plastik jagung. Sekitar 22 gram resin jagung digunakan pada ponsel seberat 140 gram itu.

Sidik Jari Password Ponsel

Beberapa waktu lalu, nomor PIN (personal identification number) dan password belum bisa melindungi dokumen pribadi yang tersimpan di ponsel dari tangan iseng. Contohnya foto intim selebriti yang sempat heboh belakangan ini. Dengan kemajuan teknologi, pembobolan ponsel dan penyebarluasan di Internet amat mudah dilakukan.

Tetapi kini ada teknologi baru untuk mencegah kejadian memalukan itu, yaitu menggunakan sidik jari sebagai password. Sensor biometrik yang dikembangkan UPEK, perusahaan pembuat sensor berbahan silikon yang berbasis di Berkeley, California, juga bisa dipakai di laptop atau PC.

Pengguna harus menekan jari telunjuk di atas sebuah sensor kecil untuk mencatat sidiknya. Untuk membuka maupun mengunci ponsel, tekan satu jari saja, perintah terlaksana. Karena sidik jari berbeda satu sama lain, kunci ini hanya bisa dibuka dengan jari yang telah dicatat.

Pimpinan UPEK, Alan Kramer, menyatakan keamanan berlandaskan kode angka berisiko tinggi di era virtual. "Anda dapat masuk dan mengosongkan rekening bank cuma dengan kode," katanya. "Hanya biometrik yang memberikan identitas spesifik setiap orang. Kode dan password tidak bisa menjadi bukti identitas."

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus