Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Begini Cara Semut Bepergian dan Mendeteksi Makanan Manis

Semut adakag hewan yang sering ditemukan di berbagai kondisi lingkungan. Uniknya, semut selalu punya cara untuk menemukan ragam makanan manis.

26 Juni 2022 | 17.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ilustrasi Semut. Media Corp

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta -Dikutip dari terminix.com, pada dasarnya semut memakan berbagai makanan jenis makanan mulai dari serangga mati, madu, remah kayu, hingga gula.

Semut yang bertugas untuk mencari makanan ini biasa dikenal dengan istilah semut pekerja, yaitu semut betina mandul yang tidak memiliki sayap.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Umumnya, semut pekerja bertugas mencari makanan untuk ratu, pejantan milik ratu, dan semut-semut muda milik koloni. Ketika mencari makanan, semut pekerja bisa melakukan perjalanan hingga 100 meter dari sarang mereka..

Jejak Zat Feromon 

Ketika melakukan perjalanan tersebut, semut biasanya meninggalkan jejak berupa zat kimia yang bernama feromon. Cara ini ibarat manusia yang meninggalkan remah roti untuk menandai jalan pulang.

Dengan begitu, setelah semut menemukan makanan, ia akan berbalik dan mengikuti jejak feromon untuk kembali ke sarangnya.
 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bahkan ketika perjalanan pulang, semut akan meletakkan lebih banyak feromon pada setiap jalan yang dilalui. Tujuannya adalah apabila ada semut pekerja lain yang menemukan jejak tersebut, mereka tidak perlu membuat jejak baru, tetapi langsung mengikuti jejak yang telah dibuat untuk menuju langsung ke sumber makanan.

Deteksi Sumber Makanan 

Sementara itu, semut mampu mendeteksi keberadaan sumber makanan terutama makanan manis menggunakan kemampuan bernama chemosense. Kemampuan ini berguna bagi semut untuk mendeteksi ragam zat kimia di sekitar lingkungan mereka sekalipun zat tersebut memiliki konsentrasi yang rendah. 

Ketika bahan kimia tersebut hadir di sekitar semut, maka zat kimia akan dideteksi sebagai bau oleh reseptor penciuman yang terletak pada bulu-bulu kecil di tubuh semut. Bahan kimia dalam setiap makanan yang bisa dideteksi oleh semut ini sering kali dikenal sebagai attractants.  

Dengan begitu, pada dasarnya, semut hampir mampu untuk mendeteksi semua lokasi sumber makanan yang berada di sekitar sarangnya. 

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus