Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Bisakah Suara Paus Biru Bisa Cegah Mereka dari Kepunahan?

Para ilmuwan mencoba menekan penurunan jumlah paus biru (Balaenoptera musculus) yang kini sangat langka berdasarkan suara mereka.

19 Februari 2018 | 12.10 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Paus Biru. shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Para ilmuwan mencoba menekan penurunan jumlah paus biru (Balaenoptera musculus) yang kini sangat langka berdasarkan suara mereka. Berdasarkan laporan Daily Mail pada 17 Februari 2018, para ilmuwan menandai beberapa hewan yang berenang di Kepulauan Channel, Perancis, dengan mikrofon bawah air dan menerima berbagai suara penghuni laut yang saling berkomunikasi. Hasil penelitian ini akan memahami rutinitas paus dan kebutuhannya untuk bertahan hidup.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Memahami bagaimana paus biru melakukan panggilan adalah langkah penting dalam mengembangkan metode akustik non-invasif dan tidak mematikan untuk mempelajari tren populasi dan status pemulihan spesies yang terancam punah ini," ujar peneliti di Laboratorium Fisika Kelautan Lembaga Oseanografi Scripps Ana Sirovic.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Menurut International Union for Conservation of Nature (IUCN) paus biru memiliki status terancam punah sejak 1996 dan diperkirakan hanya tersisa antara 11 ribu hingga 25 ribu ekor saja. Di Indonesia, paus biru termasuk hewan yang dilindungi dan tercantum dalam PP nomor 7 tahun 1999.

Selain perubahan temperatur, menurunnya populasi mamalia berukuran panjang sekitar 100 kaki (30 meter) dan berat lebih dari 379 ribu pound (190 ton) juga diakibatkan oleh pemburuan liar yang dilakukan sejak 1800.

Menurut Sirovic, penelitian yang sudah dipresentasikan beberapa waktu lalu pada pertemuan ilmu kelautan membuat selangkah lebih dekat memahami komunikasi hewan itu. "Meskipun tujuan pasti, suara paus biru tetap sulit dipahami, para periset berpikir paus dapat menggunakan panggilan untuk menjaga jarak antara satu sama lain, memfasilitasi perkawinan atau memberi sinyal kehadiran mangsa,” kata dia.

Penelitian tersebut menganalisis lebih dari 4.500 suara yang berasal dari paus biru dengan menggunakan sensor tekanan dan mikrofon bawah laut, serta sudah dilakukan selama 14 tahun. Dan penelitian baru telah membandingkan tiga perilaku panggilan dengan pola menyelam berbeda untuk menemukan hubungan perilaku paus.

Sirovic menemukan beberapa keragaman pada saat paus memanggil dan bervariasi tergantung pada jenis kelaminnya. Penelitian tersebut menyoroti bahwa paus laki-laki banyak bersuara pada malam hari dan berkaitan dengan proses reproduksi mamalia itu.

Para peneliti menemukan bahwa perilaku menyelam paus bergantung pada musim. Paus menghabiskan lebih banyak waktu di perairan dangkal selama musim panas dan gugur, serta mengindikasi sedang berburu mangsa pada musim tersebut. Sirovic menjelaskan bahwa penelitian ini merupakan analisis paling luas mengenai topik paus.

Simak artikel menarik lainnya tentang paus biru hanya di kanal Tekno Tempo.co.

DAILY MAIL | AMB

Amri Mahbub

Amri Mahbub

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus