Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Penelitian membran perikardium dari selaput pembungkus jantung sapi di Pusat Riset dan Teknologi Aplikasi Isotop dan Radiasi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), akan menembus fase komersial. Membran perikardium digunakan sebagai obat yang mempercepat penyembuhan luka dan metode produksi yang digunakan dalam riset terbukti efektif sehingga membuahkan kerja sama lisensi paten.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Menurut penelitinya, Basril Abas, membran perikardium berasal dari selaput pembungkus jantung sapi dengan kandungan kolagen yang tinggi. "Kolagen merupakan senyawa yang banyak terdapat dalam tubuh sehingga biokompatibilitasnya pada jaringan host sangat tinggi dan juga kemampuannya dalam mempercepat penyembuhan luka,” kata Basril.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Dia menerangkan, membran perikardium sangat baik untuk Guided Tissue/Bone Regeneration (GTR/GBR) pada aplikasi di bidang dental. Bahan tersebut sensitif terhadap suhu, sehingga untuk mensterilkannya digunakan teknik radiasi dengan sinar gamma atau berkas elektron.
Kerja sama untuk lisensi hak paten penelitiannya itu dilakukan BRIN dengan PT Focustindo Cemerlang, perusahaan yang bergerak dalam bidang alat kesehatan dan layanan kesehatan ke rumah. Melalui kerja sama tersebut, PT Focustindo akan melakukan produksi Membran Perikardium Iradiasi menggunakan paten teknologi Proses Pembuatan Membran Perikardium Iradiasi dan Proses Pembuatan Graf Tulang Demineralisasi Steril Radiasi tersebut.
Dengan teknologi tersebut, membran perikardium akan diproduksi dan kemudian akan dipasarkan untuk dimanfaatkan masyarakat melalui jaringan distribusi yang dimiliki perusahaan itu. Perjanjian lisensi ditandatangani oleh Pelaksana tugas Deputi Bidang Pemanfaatan Riset dan Inovasi BRIN Mego Pinandito dan Direktur Utama PT Focustindo Cemerlang Sumardi, dengan durasi kerja sama selama 10 tahun.