Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengembangkan varietas unggul bawang merah yang memiliki kemampuan menghadapi cuaca ekstrem dampak perubahan iklim. Teknologi yang digunakan adalah induksi mutasi sebagai teknologi alternatif untuk meningkatkan keragaman genetik suatu individu tanaman.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Perakitan varietas unggul yang dilakukan melalui proses pemuliaan tanaman, bukan hanya dengan pendekatan pemuliaan yang konvensional tetapi juga dengan aplikasi bioteknologi modern," kata Kepala Organisasi Riset Pertanian dan Pangan BRIN Puji Lestari dalam pernyataan yang dikutip di Jakarta, Jumat 16 Juni 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dituturkannya, bawang merah merupakan komoditas sayuran bernilai strategis lantaran tingginya tingkat konsumsi di masyarakat dan salah satu komoditas penyumbang inflasi nasional yang signifikan. Bawang merah tidak menyukai curah hujan yang tinggi terutama pada masa menjelang panen, mempunyai akar serabut, sistem perakaran dangkal, tidak tahan kekeringan. Berbagai kendala terhadap kondisi tersebut berpengaruh terhadap produktivitas bawang merah.
Contohnya, perubahan iklim yang mengakibatkan curah hujan tinggi dan kekeringan meluas yang menyebabkan penurunan produktivitas bawang merah. Karenanya muncul kebutuhan ketersediaan varietas unggul yang dapat beradaptasi terhadap cekaman abiotik dan biotik yang dapat mengantisipasi berbagai kondisi lingkungan yang tidak menguntungkan tersebut.
Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Hortikultura dan Perkebunan BRIN, Ragapadmi Purnamaningsih, menjelaskan perakitan varietas tanaman dapat dilakukan melalui pemuliaan baik konvensional maupun inkonvensional. Pemuliaan konvensional bisa melalui introduksi dan adaptasi, persilangan dua tetua, dan pelepasan varietas lokal.
Masalahnya, sumber gen untuk karakter tertentu yang terbatas serta diperlukan waktu yang lama untuk menghasilkan varietas baru masih menjadi kendala hingga saat ini untuk cara-cara tersebut. "Oleh karena itu, teknologi alternatif diperlukan untuk meningkatkan keragaman genetik dari suatu individu tanaman, yaitu dengan menggunakan metode induksi mutasi gen," kata Ragapadmi.
Diterangkannya, mutasi gen merupakan perubahan materi genetik secara acak dan diwariskan pada keturunannya. "Metode ini relatif lebih mudah, fleksibel, tidak berbahaya dan biaya lebih murah," kata dia menambahkan.
Peneliti Ahli Madya Pusat Riset Hortikultura dan Perkebunan BRIN, Tri Joko Santoso, memandang bahwa perbaikan sifat penting bawang merah perlu dilakukan untuk percepatan pemuliaan mengingat potensi dan manfaat yang sangat besar dari komoditas bawang merah. Menurutnya, teknik rekayasa genom seperti induksi mutasi di atas mempunyai prospek besar untuk perbaikan tanaman bawang merah karena lebih sederhana, presisi, dan relatif lebih cepat.