Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Medan - Bunga bangkaispesies dari genus Amorphophallus berhasil tumbuh mekar di rumah kaca laboratorium biologi Universitas Negeri Medan (Unimed). Bunga bangkai itu sudah 8 tahun ditanam dan baru tahun ini mengeluarkan bunganya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Medan (Unimed), Martina Restuati, mengatakan butuh waktu paling cepat selama lima tahun agar bunga bangkai itu dapat tumbuh mekar di rumah kaca tersebut.
"Hal itu dapat terwujud jika lingkungan dan alam sekitar juga ikut mendukung dengan baik," kata Martina di Medan, Senin, 13 Mei 2019. Bunga bangkai itu bisa berbunga sehingga mahasiswa bisa langsung mengamati dan mempelajarinya, serta tidak hanya dengan melihat gambar.
"Tumbuhan-tumbuhan lainnya akan kita kembangkan dan budidayakan, semoga menjadi daya tarik Unimed," ujar Martina.
Tinggi bunga ini bisa mencapai 2,5 meter, dengan lebar 1,5 meter saat mekar. Bunga bangkai ini selalu disebut dalam mata pelajaran Ilmu Biologi dan selalu dicari serta dinantikan oleh mahasiswa biologi.
"Bunga bangkai termasuk langka dan unik, banyak perbedaan dengan bunga pada tumbahan lain baik dari bentuk aroma serta fungsinya," katanya.
Bunga bangkai ini sangat berbeda dengan bunga Rafflesia, meskipun sama-sama mengeluarkan bau bangkai. Bunga Rafflesia merupakan tumbuhan parasit yang hanya bisa hidup bergantung dari pohon induknya. Sementara itu, bunga bangkai ini memiliki umbi, batang, hingga akar sendiri, sehingga bisa mencari makan sendiri.
Bunga bangkai dapat tumbuh melalui biji bunga dan juga umbi. Namun jika dari biji, tanaman tersebut perlu puluhan tahun untuk tumbuh dan berbunga. Namun jika dari umbi, tanaman tersebut akan tumbuh lebih cepat, tergantung usia dari umbi yang ditemukan di hutan.