Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Cangkang kapsul obat pada umumnya terbuat dari gelatin kulit dan tulang, bisa dari babi atau sapi. Hampir separuh produk gelatin global diolah dari gelatin kulit babi. Selain itu, cangkang kapsul dapat dibuat menggunakan gelatin dari tulang ikan dan kerang.
Gelatin dari kulit babi dan sapi banyak memiliki keterbatasan. Dalam agama Islam, babi jelas haram dimakan. Sedangkan sapi dianggap sebagai hewan suci dalam agama Hindu. Atas dasar itulah Zilhadia, peneliti dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Ciputat, Banten, melirik gelatin dari kulit kambing sebagai bahan alternatif. "Aspek religi dan sosial harus diperhitungkan dalam membuat obat," kata Zilhadia, Jumat pekan lalu.
Riset tersebut menjadi bagian dari disertasi Zilhadia yang disampaikan dalam sidang promosi doktor di Auditorium Gedung Farmasi Universitas Indonesia pada 12 Januari lalu. Penelitiannya berfokus pada gelatin untuk cangkang kapsul keras yang bisa dibuka.
Purwarupa cangkang kapsul dari gelatin kulit kambing itu berbentuk silinder kecil dan transparan. Panjangnya sekitar dua sentimeter. Gelatin berasal dari kolagen, yang banyak terdapat di kulit kambing. Zilhadia menggunakan metode hidrolisis asam untuk mengolahnya dengan merendam di dalam larutan sodium sulfida dan kalsium hidroksida. Dari sejumlah percobaan, hasil terbaik didapat melalui proses perendaman selama 48 jam.
Reaksi dengan larutan asam membuat kulit kambing membengkak. Di dalamnya terdapat gelatin, yang kemudian diekstraksi. Bahan gelatin ini juga bisa dicampur dengan bahan pewarna sebelum dicetak.
Zilhadia memilih kambing etawa untuk diambil kulitnya. Keputusan itu diambil setelah melalui riset selama dua tahun. Menurut dia, etawa merupakan jenis kambing unggul dan cocok diternakkan di Indonesia. Kulit kambing jenis lain juga berpotensi diolah menjadi gelatin bahan baku cangkang obat. "Hanya, karena ini riset awal, saya ambil kambing terbaik," ucapnya.
Tak semua bagian kulit bisa diolah menjadi gelatin. Sebagai langkah awal, kulit harus dibersihkan lebih dulu dari rambut, lemak, darah, dan pengotor lain. Nilai penyusutan alias rendemen kulit yang sudah dibersihkan berkisar 10-15 persen.
Kulit segar seekor kambing rata-rata beratnya 20 kilogram. Namun bahan yang digunakan membuat gelatin ini, setelah dibersihkan dari pengotor, bisa tinggal separuhnya. Dengan rendemen 10 persen, gelatin yang diperoleh sekitar satu kilogram. "Nilai rendemen ini sudah optimum. Jika ingin ditingkatkan, perlu penelitian terpisah," kata Zilhadia.
Selain halal, kambing etawa mudah didapat dengan harga terjangkau. Ukuran bidang kulitnya juga lebih luas dibanding kambing lokal lain. Gelatin yang dihasilkan juga untuk cangkang kapsul keras dan lunak. Jenis kapsul lunak ini terdapat pada kapsul vitamin A. Membukanya dengan cara dipotong.
Setiap 100 mililiter formula gelatin menghasilkan 200 cangkang kapsul. Jumlah ini bisa ditingkatkan bila memakai mesin cetak khusus. Lantaran masih dalam tahap uji coba, Zilhadia mencetak secara manual sehingga jumlah cangkang kapsul terbatas. "Banyak salah cetak juga," ujarnya.
Industri farmasi sudah siap menggunakan bahan gelatin dari kulit kambing eÂtawa. Semua karakteristik gelatin yang layak untuk cangkang kapsul pun telah diperiksa. Evaluasi terhadap gelatin sudah lebih dari 20 jenis, seperti kadar abu, air, dan cemaran timbel. "Untuk skala industri, dibutuhkan setidaknya 20 kilogram bahan baku gelatin," tutur Zilhadia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo