Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Hujan deras pada awal Maret 2025 menyebabkan Bendungan Katulampa di Bogor, Jawa Barat, meluap. Air yang tidak tertampung Kali Ciliwung akhirnya melimpas ke pemukiman masyarakat. Banjir besar tersebut mengingatkan masyarakat soal pentingnya pengelolaan sungai, terutama yang berada tak jauh dari hunian manusia.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dirangkum dari beberapa ulasan. termasuk National Geographic Indonesia, lengkungan alami sungai dapat memangkas laju aliran air dan meningkatkan kemampuan sungai dalam menyerap air. Struktur lengkungan sungai, terutama di perkotaan, banyak tergerus akibat urbanisasi dan pembangunan infrastruktur.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Lantas, bagaimana pemulihan lengkungan alami sungai dapat menjadi solusi efektif dalam mengurangi risiko banjir?
Peran Vital Lengkungan Sungai
Restorasi lengkungan alami sungai telah terbukti menjadi salah satu solusi berbasis alam dalam mengurangi risiko banjir. Pemulihan bentuk sungai yang berkelok-kelok membantu memperlambat aliran air, mencegah erosi, serta menciptakan ekosistem yang lebih sehat bagi flora serta fauna.
Metode restorasi itu terbukti efektif diterapkan di Sungai Swindale Beck, Cumbria, Inggris. Jalur sungai yang mengaliri ladang, lahan pertanian, dan lembah itu pernah diluruskan untuk mencegah pelimpasan air ke area pertanian. Namun, pelurusan jalur sungai justru memperparah erosi yang sudah ada. Regulator Inggris akhirnya mengembalikan lengkungan sungai sebagai mitigasi banjir.
Di Inggris, hampir 97% sungai telah mengalami fragmentasi akibat penghalang buatan seperti bendungan dan kanal. Keberadaan penghalang ini menghambat pergerakan air dan mengurangi kemampuan sungai dalam menampung curah hujan tinggi. Oleh karena itu, upaya restorasi sungai dengan mengembalikan lengkungan alami menjadi semakin penting.
Restorasi Sungai untuk Mencegah Banjir
Pemulihan sungai dapat dilakukan melalui berbagai teknik pengelolaan banjir alami atau Natural Flood Management (NFM). Metodenya beragam, mulai dari pemasangan bendungan bocor (leaky dams), penanaman pohon di bantaran sungai, serta pembuatan habitat alami untuk hewan seperti berang-berang.
Skema bendungan bocor dibuat dari cabang atau batang pohon yang ditempatkan di aliran sungai. Fungsinya untuk memperlambat laju air tanpa menyumbat aliran sepenuhnya.
Pendekatan restorasi itu sudah diadopsi di beberapa negara seperti Belanda, Amerika Serikat, dan Inggris. Aliran air dikembalikan ke jalur alaminya. Restorasi sungai menjadi solusi berbasis ekosistem yang semakin diperhitungkan dalam menghadapi ancaman banjir. Langkah serupa bukan tidak mungkin diterapkan di Indonesia.