Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Delegasi G20 Dijamu Makanan Ala Bangsawan Ladosan Dhahar Kembul Bujana, Apa Itu?

Kelompok Kerja Pendidikan G20 disambut dengan jamuan makan ala bangsawan Keraton Yogyakarta mengadaptasi tradisi makan raja-raja Jawa masa lampau.

18 Maret 2022 | 10.55 WIB

Pertemuan delegasi pendidikan G20 di Yogyakarta, 16 Maret 2022. Foto: Kemendikbud
Perbesar
Pertemuan delegasi pendidikan G20 di Yogyakarta, 16 Maret 2022. Foto: Kemendikbud

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi menjamu para delegasi pertemuan pertama Kelompok Kerja Pendidikan G20 dengan jamuan makan malam ala bangsawan Keraton Yogyakarta, yakni Ladosan Dhahar Kembul Bujana.

Ketua Kelompok Kerja Pendidikan G20, Iwan Syahril mengatakan melalui tradisi Ladosan Dhahar Kembul Bujana diharapkan para delegasi bisa mendapatkan pengalaman yang tak terlupakan selama berada di Yogyakarta.
 
"Kami ingin memperkenalkan mengenai budaya dan tradisi berusia ratusan tahun yang diwujudkan dalam bentuk keramahtamahan, tarian, dan masakan," tuturnya dalam rilis pada Kamis, 18 Maret 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Ladosan Dhahar Kembul Bujana adalah sebuah tradisi makan menyerupai tatanan fine dining yang mengadaptasi tradisi makan raja-raja Jawa di masa lampau. Tradisi makan ini melibatkan beberapa orang untuk memberikan layanan khusus pada anggota kerajaan. Para pramusaji mengenakan pakaian adat yang identik dengan abdi dalem keraton.
 
Makanan dibawa oleh pramusaji dalam wadah kayu yang dipikul di pundak. Wadah kayu yang dikenal sebagai jodhang ini dibawa seorang punggawa yang berjalan di depan sambil memegang songsong atau payung kuning kerajaan.
 
Iwan Syahril menuturkan tradisi makan malam itu berlangsung di Bale Kambang, yang merupakan salah satu rumah peninggalan Sri Sultan Hamengkubuwono VII yang kini dijadikan museum.
 
Prosesi Ladosan Dhahar Kembul Bujana untuk para delegasi EdWG G20 itu diawali dengan parade oleh tujuh petugas perempuan dan laki-laki yang berjalan kaki dari dapur utama menuju Gadri atau Bale Kambang.
 
Pembawa Jodhang, dipimpin oleh seorang Bekel atau Cucuk Lampah, yang kemudian disusul oleh pembawa tembang di sebelah kiri, bersama empat petugas yang membawa Jodhang, dan terakhir pramusaji perempuan yang bertugas menyajikan hidangan di meja tamu.
 
Ia menjelaskan, sebanyak 11 menu dihidangkan untuk para delegasi G20, mulai dari makanan pembuka hingga makanan penutup, yakni Bir Jawa, Roti Jok Semur Ayam, Ledre Pisang, Salad Mentimun, Nasi Pandan Wangi, Dendeng Age, Sapitan Lidah, Zwaart Zuur (Bebek Asam Hitam), Lombok Kethok Sandung Lamur, Setup Pakis Taji, dan Rondo Topo dengan Saus Karamel.
 
Kota Yogyakarta yang dikenal sebagai Kota Pelajar dan kental dengan adat dan budayanya dipilih sebagai tuan rumah pelaksanaan Pertemuan Pertama Kelompok Kerja Pendidikan G20, yang berlangsung pada 16-18 Maret 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Baca juga:

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus