Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Semarang - Dosen dan peneliti di Universitas Diponegoro (Undip) Semarang menciptakan robot hibrida berbasis serangga yang bisa digunakan untuk misi pencarian dan penyelamatan korban bencana di wilayah perkotaan. Cyborg insect atau serangga sibernetik ini diklaim melampaui kemampuan robot serangga sebelumnya yang sebatas bergerak pada lingkungan datar.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Serangga sibernetik ini dibuat dengan mengembangkan dua sistem navigasi agar dapat bermanuver lebih baik di lingkungan yang kompleks," kata Mochammad Ariyanto, dosen dan peneliti di Departemen Teknik Mesin Undip itu, dalam pernyataannya di Semarang, Jawa Tengah, Senin 24 Februari 2025.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ariyanto berinovasi menciptakan robot serangga itu berkolaborasi dengan koleganya di Osaka University, universitas di Jepang yang memberinya gelar doktor pada tahun lalu. Ia menjelaskan kalau robot atau serangga sibernetik yang mereka kembangkan diproyeksikan untuk menjalankan tugas lebih sulit, seperti menginspeksi lokasi setelah bencana yang masih terlalu berbahaya bagi manusia dan mengidentifikasi pekerja penyelamat korban dalam kondisi ekstrem.
Serangga sibernetik tersebut, kata Ariyanto, juga bisa diperintah untuk menjelajahi lingkungan sempit, seperti pipa dan reruntuhan bangunan. Bisa pula dikembangkan untuk penjelajahan di lingkungan rendah oksigen, eksplorasi laut, dan luar angkasa. Di luar kebencanaan, robot serangga ini juga bisa dimanfaatkan untuk mengakses situs warisan budaya yang sensitif yang tak boleh dijamah manusia.
Saat ini, Ariyanto mengungkapkan, serangga cyborg itu telah diuji di laboratorium dengan sirkuit sederhana, memanfaatkan perilaku alami serangga. Uji seperti mengikuti dinding dan memanjat, berjalan di permukaan berpasir dan berbatu. "Dalam semua uji coba di berbagai jenis medan tersebut, serangga sibernetik ini berhasil mencapai tujuan akhirnya, menunjukkan potensi untuk keperluan pengintaian, eksplorasi, di lokasi bencana."
Dosen pengampu beberapa mata kuliah bidang manufaktur dan robotika seperti Teknik Pengaturan, Teknik Pengukuran, dan Mekatronika itu mendapat pendanaan dari Moonshot RND untuk kolaborasi penelitian robot serangga terbaru ini. Hasilnya, publikasi pertama robot serangga untuk kemanusiaan milik Ariyanto dkk itu telah dilakukan melalui jurnal internasional Soft Robotic.
Saat di Jepang, Ariyanto juga dipercaya menjadi penyelenggara, sekaligus menjadi pembicara kunci dalam sesi yang diadakan pada konferensi IEEE Conference on Cyborg and Bionics di Nagoya, Jepang. Dalam acara yang dihadiri beberapa ilmuwan top dunia asal MIT, University of Tokyo, dan TU Muenchen, tersebut Ariyanto berhasil meraih Best Presentation Award.
Menurut Rektor Undip Suharnomo, Ariyanto tidak hanya mendapatkan pengakuan internasional, tetapi juga membawa manfaat besar bagi Indonesia, terutama dalam bidang mitigasi bencana dan teknologi robotika. Dia menyebut Ariyanto tak hanya pulang membawa prestasi, tapi juga membuka peluang kerja sama lain dengan Osaka University dengan membuat nota kesepahaman (MoU) di bidang Tri Dharma Perguruan Tinggi.
"Kami terus mendukung riset-riset unggulan yang dapat menjawab tantangan global serta memberikan solusi nyata bagi permasalahan yang dihadapi bangsa. Temuan ini semoga bisa dikembangkan di Undip dan bermanfaat bagi masyarakat," katanya.
Pilihan Editor: ITB Kembangkan Robot Kecoak, Bisa Jadi Mata-mata KPK