LIMOSAN, jeruk Jepara yang dinyatakan punah enam tahun lalu, ternyata masih sehat walafiat. "Jumlahnya mencapai ribuan, tidak terurus, malah tumbuh di pekuburan," kata Sutomo S.P., 24, penemunya, kepada TEMPO pekan lalu. Karyawan Dinas Pertanian Rembang, Jawa Tengah, ini memastikan penemuannya itu dua pekan silam, setelah jawaban positif datang dari Dr. Setijati Sastrapradja, direktur Lembaga Biologi Nasional (LBN)-LIPI. Kendati nama Latinnya Limnoatrus littoralis (Miq) Swing, jeruk ini asli Indonesia. Rasanya manis, baunya merangsang. Suka tumbuh di pantai, serta toleran terhadap tanah becek dengan kadar garam tinggi. "Memang termasuk langka dan minta perhatian untuk dilindungi," ujar Prof. Ir. Moeso Suryowinoto, dekan Fakultas Biologi UGM. Sutomo, yang tengah menyelesaikan program sarjana di Fakultas Pertanian UGM, sudah sejak 1979 mencurigai kehadiran jeruk langka ini. Ketika itu ia masih bertugas di PPL Sluke, Rembang. Tetapi, sadar akan keterbatasan pengetahuannya. ia menahan diri dan berusaha mencari bacaan acuan. Barulah, setelah menemukan kitab The Citrus Industry, 1982, ia mendapatkan deskripsi yang cocok dengan jeruk temuannya tadi. September lalu ia melayangkan sampel ke LBN-LIPI dan Fakultas Biologi UGM. Limosan beris 90% biji dan 10% daging. Buahnya menggerombol, timggi pohon maksimal dua meter. Durinya satu-satu. Sepanjang catatan, limosan ditemukan pertama kali oleh Teijsman, 1864. Yang paling menarik, seperti dikatakan Moeso, "Jenis jeruk Jepara tidak terserang CVPD". Virus itu kini mengancam paling tidak enam juta tanaman jeruk di Indonesia, dan sedang diperangi. Moeso menaruh harapan pada penggunaan limosan sebagai onderstand okulasi dengan jeruk lain, untuk mendapatkan jenis jeruk tahan CVPD. Tetapi, "Masih harus diuji," kata Ir. Toekidjo Martoredjo, M.Sc., ahli penyakit tanaman dan dosen Fakultas Pertanian UGM. Maksudnya, apakah limosan betul-betul kebal, atau hanya kebetulan bebas CVPD. Moeso sendiri berhati-hati. "Arti penting penemuan ini," katanya, "paling tidak akan menyelamatkan jenis jeruk yang termasuk langka."
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini