INGIN umur panjang? Kurangilah makan. Demikian antara lain kesimpulan beberapa penelitian di AS belakangan ini, yang khusus mengkaji hubungan usia tua dengan penyakit dan kematian. Dengan penelitian itu, para ahli mencoba menyanggah pandangan "kuno" tentang apa yang lazim disebut "penyakit tua". Kemunduran mental dan biologis, menurut mereka, tidak serta merta paralel dengan usia lanjut. Melainkan lebih tepat dilihat sebagai proses penyakit biasa, yang sebagian besar bisa dicegah atau ditangkal. Misalnya osteoporosis - kelemahan tulang yang biasanya menyerang para gaek. Kini diketahu, penyakit itu bisa dicegah dengan meningkatkan kalsium pada makanan. Sering pula usia tua dihubungkan dengan mundurnya sistem kekebalan, terutama untuk melawan infeksi. Itu sebabnya, konon, pneumonia menjadi penyebab kematian yang umum pada orang tua, dan tidak pada mereka yang berusia lebih muda. Tetapi, kanker, yang juga mencerminkan kemunduran sistem kekebalan, ternyata tidak menonjol pada kelompok berusia sangat tua. Kematian oleh kanker memang mencolok pada rentang usia 45-65 tahun. Setelah itu, risiko kanker bagaikan sirna. Di antara kelompok 65--69 tahun, kanker merupakan 30% penyebab kematian. Tetapi, pada kelompok di atas 80, penyakit misterius itu hanya 12% dari penyebab kematian. Sistem kekebalan pun, ternyata, mencatat langkah maju. Dr. Takashi Makinodan dari Lembaga Nasional Usia Tua AS, antara lain, tampil dengan pemecahan "manipulasi". Menurut Makinodan, "Problem sistem kekebalan bisa diatasi dengan program diet dan penurunan suhu badan." Atau melalui obat -obatan dan pembedahan. Kemungkinan yang lebih menjanjikan harapan ialah menginjeksikan selsel kekebalan pada para orang tua. Sel itu bisa sumbangan donor berusia muda. Bisa pula sel orang tua itu sendiri, yang diambil dan dibekukan pada saat ia muda belia. Dr. Roy L. Walford, patolog pada Fakultas Kedokteran Universitas California, menawarkan pula "manipulasi diet". Melalui pengamatannya terhadap studi 50 tahun terakhir, dan percobaan terhadap tubuhnya sendiri, Walford menegakkan semboyan "kurang makan tanpa kelaparan". Dengan mengurangi pemasukan kalori sekitar 40% dari kebutuhan normal, Walford yakin bahwa manusia bisa mencapai usia maksimum 140 tahun. Hingga kini, batas maksimum itu disepakati 115 tahun. Studi perbandingan pada sejumlah hewan membuktikan, "manipulasi diet" ini menghambat penyakit-penyakit kanker, ginjal, dan beberapa penyakit lain yang disebabkan kegagalan sistem kekebalan. Para peneliti usia tua AS juga menyimpulkan, "Masyarakat berusia tua biasanya terdiri dari komunitas berperawakan kecil, dengan konsumsi lemak dan kalori yang rendah." Penduduk Okinawa, misalnya, adalah orang-orang paling kecil dibandingkan dengan penduduk Jepang lainnya. Mereka juga paling rendah dalam konsumsi kalori, gula, dan garam. Sebaliknya, merekalah kelompok berusia paling panjang di antara kawula Negeri Matahari Terbit itu. Contoh ini mendukung laporan Dr. M. John Murray, kardiolog pada Universitas Minnesota. Murray mengamati "kelompok abadan" di kawasan Hunzan, Pakistan. Tinggi mereka tidak lebih dari 1,60 meter "kate" bila dibandingkan dengan penduduk Pakistan lainnya. Berat mereka sekitar 45 kg. Konsumsi kalorinya kurang dari 1.500 kal/hari. Mereka hidup di ketinggian 2.400 meter dari muka laut, tiap hari naik turun bukit yang tingginya hampir 200 meter, sedikit makan daging, banyak makan buah aprikot dan cabai, suka minum anggur dan air mineral. Namun, lingkungan sosial juga banyak berperanan. Sebagian besar dari 1.200 orang berusia seratus tahun ke atas yang diteliti sebuah lembaga di AS terdiri dari orang yang mencintai pekerjaan, hidup tidak tergantung, makan menu berimbang, taat pada keluarga dan agama, tidak cerewet, dan tidak berambisi besar. Nah, para orang tua, camkanlah hasil penelitian ini, dan jangan menyerah!
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini