Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Empat Menit Ke Bina Graha

Pesawat fotocopy jarak jauh yang mempergunakan saluran telepon (merupakan penyempurnaan dari telegraf dan teleks), hanya bisa digunakan bagi yang punya pesawat. belum banyak dipakai di indonesia.

21 November 1981 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SUASANA di ruang kerja Gubernur Jawa Barat hari itu awal bulan lalu hening. Sejumlah hadirin menanti perkembangan. Dengan tenang H.A. Kunaefi menekan beberapa tombol pada pesawat telepon di mejanya. Seketika tampak menyala sebuah lampu kontrol pada pesawat mirip alat fotokopi, tanda terjadi hubungan dengan Kantor Presiden di Bina Graha, Jakarta. Gubernur Kunaefi kemudian memberitahukan Bina Graha bahwa pengiriman dokumen segera dilaksanakan. Telepon ditutup kembali dan gubernur meletakkan seberkas dokumen berisikan data pembangunan dan pertanian di Jawa Barat ke atas pesawat itu. Secara otomatis lembar demi lembar tampak masuk ke dalam dan tak sampai 4 menit berlalu kopi dokumen itu dapat dibaca Presiden Soeharto di Bina Graha. Pesawat itu sebuah telecopier, pesawat fotokopi jarak jauh yang mempergunakan saluran telepon. "Telecopier ini merupakan penyempurnaan dari telegraf dan teleks," ujar Moesjafrie Effendy, Humas Perumtel. Kalau teleks hanya bisa menyalin huruf, telecopier bisa mengirimkan gambar, bahkan tanda tangan persis aslinya," lanjut Moesjafrie. Tapi kalau telegraf bisa dipergunakan umum, releks dan telecopier hanya bisa digunakan mereka yang punya pesawat itu. Tapi menurut rencana Perumtel, dalam Pelita III ini, kantor telepon dikota-kota besar akan dilengkapi alat telecopier, hingga bisa melayani kebutuhan umum juga. Alat itu sudah memasuki pasaran Indonesia sejak 1974. Tapi baru mulai populer akhir 1979. Agaknya pesanan baru mulai berarti setelah Perumtel akhir bulan lalu membuka kesempatan kepada langganan untuk penyambungan pesawat itu. Membaca Garis Prosedurnya tak begitu sulit. Setelah permohonan untuk sambungan alat itu diterima dari calon pelanggan, Perumtel akan menguji pesawat yang sudah dibeli. "Kalau memenuhi persyaratan, Perumtel mengeluarkan sertifikat kelayakan," ujar Moesjafrie. Pengujian alat itu dilakukan di Pusdiklitbang Perumtel, Bandung, paling lama satu minggu. Biaya penyambungan cuma Rp 50.000, tentu saja kalau pelanggan itu sudah punya sambungan telepon. Biaya operasinya dihitung seperti pemakaian pesawat telepon, berdasarkan jumlah pemakaian pulsa, suatu fungsi dari jarak dan waktu. Berbeda dengan mesin fotokopi biasa, telecopier tak memakai silinder pemantul cahaya (drum) ataupun tinta. Persamaannya karena kedua jenis mesin itu sama menggunakan cahaya untuk menimbulkan citra. Pada telecopier seberkas sinar "membaca" garis demi garis dokumen yang hendak dikirim dan pelan bergerak ke dalam mesin. Sejumlah cermin memantulkan sinar itu--yang intensitasnya berbeda sesuai hitam variasi putih di dokumen asli--ke dalam sebuah lensa. Lensa itu memfokuskan pantulan sinar ini pada sederet sel cahaya Photo diode array, yang mengubah cahaya sinar itu menjadi sederet tegangan listrik. Besarnya setiap unsur deretan tegangan listrik itu bervariasi sesuai variasi intensitas cahaya. Arus tegangan bervariasi itu kemudian "ditumpangkan" (modulasi) pada gelombang pembawa dan dikirim melalui saluran telepon, melalui satelit komunikasi Palapa, sampai ke pesawat penerima yang mungkin ratusan kilometer jaraknya. Di pesawat penerima itu isyarat listrik yang bervariasi itu dipisahkan kembali (demodulasi) dari gelombang pembawa dan dikirim ke thermal head: sebuah kotak kecil berisikan sederetan elemen panas yang tersusun dan seukuran dengan deretan sel cahaya pada pesawat pengirim Elemen ini bisa mengubah tegangan listrik menjadi panas, bervariasi suhunya sesual variasi tegangan listrik yang masuk. Sementara sinyal dari demodulator diumpankan ke thermal head, kertas khusus (thennal paper) bergerak melewatinya Kertas ini bila dipanasi berubah menjadi hitam. Bila sebagian yang dipanasi, sebagian pula yang menjadi hitam, tak ubahnya seperti kertas foto bila kena sinar. Variasi ini yang akhirnya membentuk kopi dokumen asli yang dikirim. Agar efisien dan menghemat pemakaian pulsa, thermal paper dipergunakan dalam bentuk rol sepanjang 100 m hingga proses mengkopi itu tidak terputus. Sekalipun pabriknya berbeda, telecopier bisa saling berhubungam "Semua jenis telah diuji CCITT," ujar Ir. Sudarma Wanasuria, ahli teknik dari Xerox, salah satu perusahaan yang memasarkan telecopier itu. Oleh CCITl (Consultative Committee for Interntional Telephone and Telegraph), badan internasional yang mengendalikan tata tertib penggunaan berbagai alat telekomunikasi, telecopier itu dibagi tiga kelompok. Pengelompokan itu berdasarkan waktu transmisi yang dibutuhkan setiap pesawat itu. Belum Banyak Kini yang dipasarkan di lndonesia termasuk pesawat kelompok 2 yang membutuhkan waktu dua sampai tiga menit untuk transmisi. Sementara kelompok 3 membutuhkan waktu transmisi hanya satu menit, juga sudah mulai dipromosikan perusahaan lain. Ricoh misalnya mengklaim produknya hanya membutuhkan waktu transmisi 20 detik! Produksi Xerox dalam kelompok ini belum masuk di Indonesia. Sementara produksi tahun 1974, yang termasuk kelompok 1, tidak lagi dipasarkan. Selembar folio pada pesawat kelompok ini membutuhkan sampai enam menit untuk transmisi. Dari segi pemakaian pulsa ini tentu sangat boros. Untuk menghemat pulsa ini produksi Xerox punya keistimewaan lain juga. Pesawatnya, yang konon mencapai harga US$ 4,8 juta itu, bisa meniadakan spasi pada saat pengiriman. Ini tentu menghemat lagi waktu dan pulsa tanpa mengganggu kecermatan kopi. Soalnya secara otomatis spasi itu dipulihkan lagi dalam pesawat penerima hingga tetap mirip aslinya. Meski cepat, hemat dan praktis, permintaan pemasangan agaknya belum banyak. "Telecopier baru dikenal sejak awal 1980 di Bandung," ujar Handian Suhardi, Manajer cabang Xerox di Bandung. Dan telecopier itu tak bisa bertepuk sebelah tangan. Seperti halnya pesawat teleks, "pihak sana" juga harus punya alat serupa. Tapi sementara-- dengan menekan salah satu tombol--telecopier juga bisa digunakan sebagai mesin fotokopi biasa.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus