Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Paus Benediktus XVI tak cuma pandai berfatwa. Ia ingin memberi contoh bahwa sudah saatnya umat manusia menggunakan bahan bakar fosil. Caranya, ia memerintahkan penggantian atap auditorium Paulus VI yang sudah lapuk dengan sel yang bisa menyerap sinar matahari. Energi surya ini disiapkan untuk membangkitkan tenaga listrik bagi Vatikan.
Tahun lalu, Paus dari Jerman ini mengkritik ketidakseimbangan penggunaan energi di dunia. ”Kerusakan lingkungan membuat kehidupan rakyat miskin makin sengsara,” katanya.
Auditorium Paulus VI dibuat arsitek Pier Luigi Nervi pada 1969. Menurut ahli bangunan Vatikan, Pier Carlo Cuscianna, atap semen di gedung tersebut semakin keropos dan sudah saatnya diganti.
Jika gedung yang berisi enam ribu tempat duduk tersebut tak digunakan, kelebihan energinya akan diteruskan ke jaringan listrik di Vatikan. Negara mini ini sedang mempertimbangkan menggunakan panel tenaga matahari pada gedung-gedungnya yang lain. n
Kertas Bersuara
Papan reklame statis sebentar lagi akan menjadi barang usang. Pada pekan lalu, sejumlah ahli dari University of Mid Sweden, Swedia, berhasil mendesain prototipe papan reklame interaktif. Bahan dasarnya dari kertas. Bila disentuh dengan tangan akan mengeluarkan suara atau alunan musik.
Mikael Gulliksson, peneliti dari universitas tersebut mengklaim penemuan kertas istimewa itu sebagai revolusi kertas generasi keempat. ”Lebih murah dan dapat didaur ulang,” kata Gulliksson kepada New Scientist. Generasi pertama kertas dipakai untuk penerbitan. Generasi kedua berfungsi sebagai pembungkus. Generasi ketiga untuk alat-alat kesehatan. Kini, mereka membuat billboard interaktif dengan kertas.
Proses pembuatan kertas interaktif menggunakan metode roll-to-roll yang biasa digunakan industri kertas. Tinta penghantar berisi partikel perak dipakai untuk melapisi kertas, lalu dilekatkan ke lapisan luar papan reklame setebal tiga sentimeter. Partikel perak itu tersambung dengan peralatan elektronik dan sensor. Jika disentuh, sensor akan memicu munculnya musik atau obrolan seseorang. Sensor dibuat dengan menggunakan pola garis-garis yang mengikuti aliran. Prinsip kerjanya sama seperti layar sentuh laptop.
Setelah sukses membuat prototipe billboard, para peneliti kini bersiap menerapkan teknologi ini pada skala kecil. ”Kami ingin membuat kemasan yang lebih interaktif, misalnya untuk membungkus cokelat,” ujar Gulliksson.
Ponsel Penangkap Macan Tutul
Penjaga hutan di India Barat dibuat pusing. Maklum, macan tutul acap kali turun gunung dan mencari makanan di permukiman penduduk. ”Kadang-kadang menyerang manusia,” ujar D. Vasani, pejabat senior hutan di Negara Bagian Gujarat, pada Senin pekan lalu. Untuk menangkap hewan buas itu mereka mengikat kambing hidup di pohon dan memasang lubang jebakan di dekat kambing.
Cara tersebut kini ditinggalkan. Mereka menggunakan nada dering telepon untuk memikat macan tutul mendekati tempat jebakan. Sejak alat itu dioperasikan bulan lalu, lima ekor raja hutan sudah tertangkap di pedesaan Gujarat.
Hewan itu terpikat karena nada telepon itu berisi rekaman suara kambing mengembik, sapi melenguh, ayam berkokok, serta belasan suara hewan peliharaan lain. Aktivis lingkungan hidup menyambut baik kreativitas penjaga hutan itu karena tidak melukai hewan yang jadi umpan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo