Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Studi yang dipublikasikan jurnal Geophysical Research Letters terbitan terbaru mengungkap bahwa penyedotan air tanah oleh manusia telah menyebabkan Bumi mengalami kemiringan hingga 31,5 inci (80 sentimeter atau 0,8 meter) dalam waktu kurang dari dua dekade. Temuan ini menunjukkan bagaimana aktivitas manusia dapat berdampak langsung pada stabilitas rotasi planet.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan, termasuk Ki-Weon Seo dari Seoul National University, tersebut mencatat bahwa redistribusi air tanah memiliki pengaruh terbesar terhadap pergeseran kutub rotasi dibandingkan faktor iklim lainnya. “Studi kami menunjukkan bahwa di antara penyebab yang terkait dengan iklim, redistribusi air tanah memiliki dampak terbesar,” kata Seo seperti dikutip dari Earth.com, Jumat, 29 November 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dalam rentang 1993 hingga 2010, sekitar 2.150 gigaton air tanah telah dieksploitasi untuk keperluan irigasi, industri, dan kebutuhan domestik. Sebagian besar air ini akhirnya bermuara ke lautan, menyebabkan redistribusi massa global yang cukup signifikan untuk mempengaruhi kemiringan Bumi. Sebagai perbandingan, volume air yang dipindahkan ini setara dengan potensi kenaikan permukaan laut setinggi 0,24 inci.
Surendra Adhikari, peneliti di Jet Propulsion Laboratory NASA, menyoroti pentingnya temuan ini. “Mereka telah mengkuantifikasi peran penyedotan air tanah terhadap gerakan kutub, dan dampaknya cukup signifikan,” katanya.
Studi ini juga menunjukkan bahwa perubahan pada kutub rotasi Bumi dapat digunakan untuk memahami variasi penyimpanan air dalam skala besar. Pergerakan air yang signifikan, seperti di Amerika Utara bagian barat dan India barat laut, menunjukkan dampak besar penggunaan air tanah terhadap stabilitas planet.
Penyedotan air tanah tidak hanya berdampak bagi rotasi Bumi, tapi juga memperburuk efek perubahan iklim, termasuk kenaikan permukaan laut. Seo menuturkan senang menemukan penyebab tak terjelaskan dari dampak-dampak tersebut. "Namun, sebagai penduduk Bumi dan seorang ayah, saya khawatir dan terkejut bahwa penyedotan air tanah adalah sumber lain dari kenaikan permukaan laut,” katanya.
Para ahli menekankan perlunya pengelolaan air tanah yang berkelanjutan untuk memitigasi dampaknya. Upaya konservasi seperti penggunaan sistem irigasi yang lebih efisien, pemanenan air hujan, dan manajemen air perkotaan yang lebih baik dinilai dapat membantu mengurangi ketergantungan pada air tanah.
Pilihan Editor: Panjang Hari di Bumi Nanti Bisa 25 Jam, Ini Penjelasannya