Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bandung - Sumber gempa Situbondo belum masuk dalam peta sumber dan bahaya gempa keluaran 2017. Berdasarkan karakteristik parameter sesar, mekanisme gempanya menunjukkan adanya kemiripan dengan pola sumber gempa yang ada di jalur Sesar Naik Flores.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Tampaknya memang Sesar Naik Flores sampai di situ, tapi ini baru indikasi," kata Kepala Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG Daryono, Kamis, 11 Oktober 2018.
Indikasi itu berdasarkan dari kemiringan sesar, kedalamannya, mekanisme gempa, dan sesar yang menjurus arah barat laut-tenggara. "Itu merupakan karakteristik gempa-gempa Sesar Naik Flores," katanya.
Selain itu, menurut Daryono, episenter Gempa Situbondo berada di pinggir cekungan perairan Bali bagian barat. "Sesuai unsur tektonik ada peluang gempa di situ ada kaitan dengan jalur Sesar Naik Flores."
Gempa Situbondo menjadi menarik jika dikaitkan dengan Sesar Naik Flores. Karena sebelumnya menurut Daryono, sesar itu telah dipetakan dengan baik dari utara Flores sampai Lombok.
Bentuk sesar itu berupa rekahan atau bagian yang turun. Konturnya kontras seperti palung. Kondisi itu, kata Daryono, telah dipetakan pada 1981 oleh ekspedisi kapal riset Thomas Washington. Ketuanya Eli Silver dari University of California Santa Cruz.
Baca juga: BMKG Sebut Gempa Situbondo Berjenis Dangkal
Adapun di perairan utara Bali, bentuk konturnya semacam cekungan yang menunjukkan adanya rekahan di permukaan laut. "Pemetaan itu hanya sampai di utara Bali," kata Daryono.
Adapun dari Bali utara ke barat, bentuknya bukan rekahan melainkan lipatan. Bisa diduga kata Daryono, Sesar Naik Flores dari Bali ke barat kekuatan gempanya sudah melemah. "Bentuknya hanya lipatan atau folding ini menjadi pertanda bahwa Sesar Naik Flores itu dari Lombok ke barat mulai melemah kekuatannya, fakta gempanya ada," ujar Daryono.
Gempa Kamis dinihari itu menjadi benang merah indikasi Sesar Naik Flores sampai ke wilayah Jawa Timur. Dalam analisis sebuah aktivitas tektonik, kata Daryono, kesamaan pola menjadi dasar penting untuk menilai sumber gempa. "Kalau itu benar maka jalur Sesar Naik Flores berbelok ke barat laut," ujarnya.
Gempa Situbondo berkekuatan magnitudo 6,3 mengguncang beberapa wilayah Jawa Timur dan Bali, Kamis, 11 Oktober 2018, pukul 01.57 WIB. BMKG mencatat titik koordinat pusat gempa (episenter) berada di 7,47 LS dan 114,43 BT, atau tepatnya di laut dan berjarak 55 kilometer arah timur laut dari Kota dan kabupaten Situbondo, Jawa Timur, dengan kedalaman 12 kilometer. Sebanyak tiga orang dilaporkan tewas akibat keruntuhan hunian, beberapa rumah rusak namun gempa tidak sampai membangkitkan tsunami.
Simak kabar terbaru seputar gempa Situbondo hanya di kanal Tekno Tempo.co.