Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Hasil Riset: 1.370 Varian Gen Akan Pastikan Gejala Berat Covid-19

Lebih dari 1.000 gen berkontribusi kepada risiko seseorang mengalami gejala Covid-19 berat, berapapun usia, apapun ras dan sesehat apapun kondisinya.

19 Juni 2022 | 00.59 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Seorang pria yang mengenakan masker berjalan melewati ilustrasi virus di luar pusat sains regional di tengah wabah penyakit virus corona (COVID-19), di Oldham, Inggris, 3 Agustus 2020. [REUTERS/Phil Noble]

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Lebih dari 1.000 gen diduga berkontribusi kepada risiko seseorang mengembangkan gejala infeksi Covid-19 yang berat, berapapun usianya, apapun rasnya dan se-sehat apapun kondisinya. Kebanyakan gen-gen itu, yang ditemukan dalam studi terhadap lebih dari satu juta orang, mempengaruhi fungsi dua macam sel imun tubuh.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Jika kontribusi terbukti, informasi metode tes untuk memperkirakan risiko seseorang bisa sakit parah dengan infeksi Covid-19 atau tidak bisa didapat. Seperti diketahui banyak kasus orang-orang muda yang sekalipun sehat tapi bisa menderita gejala berat Covid-19.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Kami mencoba sampai ke faktor genetik yang menempatkan orang-orang pada risiko itu melampaui hal-hal yang lebih jelas," kata Johnathan Cooper-Knock dari University of Sheffield, Inggris.

Ditambahkannya bahwa puluhan juta orang saat ini memiliki gejala long Covid. Pengetahuan varian genetik di atas disebutnya memberi pemahaman terhadap mekanisme yang terjadi dengan Covid-19. Itu artinya, Johnathan mengatakan, "Obat-obatannya mungkin segera hadir kurang dari setahun lagi."

Seperti isi laporannya yang dipublikasikan 2 Juni 2022, Johnathan dan timnya menggunakan kecerdasan buatan untuk menganalisa hasil dari sekumpulan data global yang disebut Covid-19 Host Genetics Initiative. Ini adala sebuah proyek genetik yang dijalankan satu kelompok peneliti dan perusahaan.

Mereka mengamati varian genetik mana yang lebih dominan di antara 5.100 orang yang meninggal atau pernah membutuhkan ventilator karena Covid-19. Tak seorangpun dari antara 5.100 orang itu yang sudah divaksin.

Kelompok riset itu menemukan 1.370 varian gen terhubung ke tingkat infeksi Covid-19, dengan varian-varian yang sama muncul lagi ketika dicek terhadap dua kumpulan data serupa. "Varian-varian gen itu menyumbang tiga per empat risiko genetik untuk gejala parah Covid-19 para partisipan, dengan sisa satu per empat risiko sisanya belum diketahui varian gen-nya."

Berikutnya, Johnathan dkk melakukan cek silang hasil yang didapat dengan informasi gen-gen apa saja yang normalnya aktif dalam 19 tipe sel berbeda di paru-paru yang sehat. Hasilnya menunjukkan kalau sel-sel imun yang disebut sel pembunuh alami dan Sel T adalah kunci dalam pengendalian apakah Covid-19 bisa berkembang menjadi infeksi yang lebih parah atau tidak.

Menurut Johnathan, sebelum hasilnya bisa diubah ke dalam rangkaian genetik komersial, sebuah prototipe butuh diuji lebih jauh. "Kami akan mengurutkan (partisipan) sebelum mereka terinfeksi Covid-19, membagi mereka ke dalam kelompok-kelompok risiko dan membuat prediksi-prediksi," katanya.

James Davies dari University of Oxford menilai uji seperti itu mungkin kurang akurat jika digunakan pada orang-orang yang sudah divaksin. "Karena faktor genetik kurang relevan jika Anda memiliki proteksi dari vaksinasi," katanya.

Meski begitu, Davies menambahkan, temuan memberikan gambaran mekanisme yang terjadi dalam gejala parah Covid-19, yang bisa membimbing ke terapi pengobatan yang baru. "Manfaat terbesar adalah dalam identifikasi opsi-opsi terapi baru," katanya.

NEW SCIENTIST, CELL

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus