Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Ilmuwan UMM Bikin Benih Kentang Berkualitas Kualitas Tinggi

Ilmuwan Agroteknologi dari Universitas Muhammadiyah Malang, Syarif Husen, mengembangkan benih kentang (Solanum tuberosum L) berkualitas.

5 Januari 2019 | 22.58 WIB

Syarif Husen menunjukkan kentang yang menggunakan benih unggulan yang dihasilkannya. dok. Humas UMM
Perbesar
Syarif Husen menunjukkan kentang yang menggunakan benih unggulan yang dihasilkannya. dok. Humas UMM

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Malang - Ilmuwan Agroteknologi dari Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Malang, Syarif Husen, mengembangkan benih kentang (Solanum tuberosum L) dengan teknologi kultur in vitro. Mekanisme pembenihan diawali dengan mengisolasi jaringan meristem sebagai bahan tanam yang diperbanyak dengan cara subkultur dalam kondisi aseptic atau bebas dari mikroorganisme penyebab penyakit.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Setelah pertumbuhan sempurna, benih tanaman lengkap yang disebut planlet siap disalurkan ke petani penangkar. "Planlet dijual ke petani penangkar benih sebagai bahan tanam untuk menghasilkan umbi G0 yang harus ditanam di screen house," kata Syarif, Kamis, 3 Januari 2018. Planlet siap tanam ini telah mendapat legalitas dari Balai Penelitian Tanaman Sayuran Lembang untuk varietas Granola Lembang. Sehingga bisa dipasarkan dan dipastikan bebas virus dan tergolong produk berkualitas.

Syarif bersama tim juga mengembangkan umbi G0 dengan teknik aeroponik. Yakni budidaya kentang tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam sehingga sangat efisien. Teknologi ini merupakan hilirasi dan komersialisai hasil riset. Dana risetnya berasal dari dari Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi.

Syarif Husen menunjukkan benih kentang unggulan di Laboratorium Pertanian Universitas Muhammadiyah Malang. dok. Humas UMM

"Teknologi telah didaftarkan di Program Pengembangan Usaha Produk Intelektual Kampus (PPUPIK)," kata Syarif. Dengan menyelenggarakan PPUPIK, UMM berpeluang memperoleh pendapatan dan membantu menciptakan wirausaha baru. Untuk memperluas pemasarannya, ia bermitra dengan sejumlah kelompok petani untuk penangkar benih di Jawa Timur. Syarif berharap produk benih kentang dapat membantu masalah pengadaan benih kentang berkualitas dalam skala nasional.

Riset ini didasari benih atau bahan tanam kentang yang diproduksi di dalam negeri hanya sekitar 15 persen, sisanya berasal dari impor. Selain itu, sejumlah kawasan di lereng Bromo menjadi salah satu sentra produksi kentang Nasional. Sehingga, butuh bibit berkualitas tinggi.

Data Kementerian Pertanian juga menyebutkan selama lima tahun terakhir, rata-rata produksi kentang sekutar 1,2 juta ton per tahun. Menurut Syarif, angka tersebut merupakan angka yang menjanjikan untuk dikembangkan.

Syarif Husen menunjukkan benih kentang unggulan di Laboratorium Pertanian Universitas Muhammadiyah Malang. dok. Humas UMM

Simak kabar ilmuwan lainnya hanya di kanal Tekno Tempo.co.

Amri Mahbub

Amri Mahbub

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus