Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Indonesia-Cina Kerja Sama Pengembangan Teknologi Roket

Roket-roket milik Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional atau Lapan masih berdaya jangkau 70 kilometer, belum sampai ke batas atmosfer.

23 Februari 2020 | 08.41 WIB

Sejumlah truk peluncur roket mengikuti parade di Lapangan Tiananmen, Beijing, Cina (1/10). Parade tersebut dalam rangka peringatan 60 tahun berdirinya Republik Rakyat Cina. Foto:  REUTERS/David Gray
Perbesar
Sejumlah truk peluncur roket mengikuti parade di Lapangan Tiananmen, Beijing, Cina (1/10). Parade tersebut dalam rangka peringatan 60 tahun berdirinya Republik Rakyat Cina. Foto: REUTERS/David Gray

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, BogorIndonesia menjalin kerja sama dengan Cina dalam pengembangan teknologi roket. Sebuah kesepakatan sudah terjalin dan diteken pada akhir tahun lalu. 

Kepala Pusat Teknologi Roket di Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), Sutrisno, mengungkapnya pada Jumat 21 Februari 2020. Saat itu Sutrisno baru saja menerima kunjungan Menteri Ristek Bambang Brodjonegoro dan jajaran pimpinan Lapan di kantornya di Rumpin, Kabupaten Bogor.

Sutrisno menerangkan, pemerintah Cina sempat menawarkan kerja sama teknologi lain, tapi akhirnya setuju pengembangan bersama roket sonda bertingkat selama lima tahun ke depan. Jadi ini bukan beli lisensi ya, tapi joint development lewat kerja sama antar negara,” katanya. 

Peluncuran roket Cina, Long March-5 Y2, di Wenchang, Hainan, Cina, 2 Juli 2017. (REUTERS)

 

Menurut Sutrisno, kerja sama akan sangat bermanfaat bagi peneliti roket Indonesia yang disebutnya masih mengembangkan teknologi asal 1960-an. Indonesia sangat membutuhkan kerja sama dengan negara lain untuk pengembangan roket.

Sebagai ilustrasi, dia membandingkan, kemampuan roket diameter 450 mm milik Lapan yang masih berdaya jangkau kurang dari 100 kilometer. Sementara Cina janji memiliki roket dua tingkat dengan diameter yang sama dan mampu terbang sampai 200 kilometer ke batas atmosfer.

Menristek Bambang Brodjonegoro saat berkunjung dan melihat roket RX 450 di Pusat Teknologi Roket, Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional, di Rumpin, Kabupaten Bogor, Jumat 21 Februari 2020. TEMPO/WURAGIL.

Yang roket Cina itu untuk meng-improve roket 450 kita...dan akan ada pengalaman dan hal baru. serta memantapkan apa yang sudah kita lakukan selama ini,” kata Sutrisno.

Roket berdaya jangkau 200 kilometer disebutnya bisa digunakan sebagai roket sonda untuk mempelajari karakter di lapisan atmosfer. Harapannya kemampuan nanti bisa dikembangkan untuk roket sonda 300 kilometer dan seterusnya hingga bisa membuat roket peluncur satelit sesuai roadmap teknologi roket yang sudah dibuat tiga tahun lalu untuk 25 tahun ke depan.

 

KOREKSI:
Artikel ini telah diubah pada Jumat 28 Februari 2020, Pukul 18.24 WIB, untuk meluruskan beberapa informasi yang termuat di dalamnya. Terima kasih.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus