Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Mesin Perancang Mimpi
Bayangkan jika Anda bisa mengatur mimpi yang Anda inginkan nanti malam. Tidak, kelak ini bukan lagi impian. Takara, sebuah pabrik mainan di Jepang, telah merancang mesin pembuat mimpi bernama Yumemi Kobo.
Untuk mengoperasikan perkakas ini, pemiliknya tinggal memandang foto di monitor, kemudian merekam kalimat yang menggambarkan mimpi idaman. Saat pemiliknya tertidur, alat ini akan bekerja mengombinasikan suara yang terekam, cahaya lembut, musik pelan, dan aroma perangsang.
Alat ini juga cukup sopan. Delapan jam setelah tertidur, pemakai akan dibangunkan pelan-pelan oleh cahaya dan musik yang lembut. Cara ini untuk memastikan memori mimpi yang menyenangkan tidak terhapus tiba-tiba. Di Jepang, mesin ini akan dijual dengan harga Rp 1,2 juta.
Nah, bermimpilah agar alat ini bisa lebih murah di Indonesia.
Navigator Cerewet
Sambil menyetir mobil, carilah gelombang radio yang paling pas, atau tenggelamlah dalam percakapan di telepon genggam, dan... braaak...! Mudah-mudahan itu tidak ter-
jadi pada Anda. Tapi, di banyak negara, pemakaian alat komunikasi dan hiburan saat menyetir adalah salah satu biang kerok meningkatnya kecelakaan. Tak aneh jika di Inggris pekan lalu pengemudi dilarang menggunakan telepon genggam.
Untuk mengurangi risiko kecelakaan, para insinyur dari BMW dan Robert Bosch sedang merancang alat elektronik penjaga konsentrasi pengemudi. Dikembangkan dari rancangan awal Walter Picchulla, ilmuwan Universitas Regensburg, Jerman, alat ini bekerja dengan mengawasi jalan dan kondisi lalu lintas kendaraan. Bak seorang navigator, melalui sensornya, alat ini terus-menerus mengawasi situasi di jalan. Jika kondisi jalan melampaui ambang batas keamanan, sang navigator otomatis bekerja: mengalihkan panggilan telepon ke pesan suara, mengembalikan e-mail yang masuk, dan mengunci pemutar CD.
Navigator cerewet ini juga terus-menerus memantau ulah pengemudi. Jika pengemudi ugal-ugalan, menyalip serampangan, menerabas persimpangan, atau mengerem tiba-tiba, alarm segera menjerit, meminta sopir kembali berkonsentrasi.
Penunjuk Jalan Saat Tabrakan
Para peneliti asal Eropa telah merancang alat bernama E-merge. Ini adalah alat otomatis yang bisa mengindra tabrakan dan melaporkannya ke unit layanan darurat dalam bahasa lokal.
Perangkat E-merge meliputi saluran telepon seluler, unit global positioning system (GPS), mikrofon, dan pengeras suara. Alat ini bekerja dengan memanfaatkan sistem sensor. Jika terjadi kecelakaan, melalui informasi GPS, alat ini bisa mengetahui negara tempat terjadinya kecelakaan dan memilih bahasa untuk menyampaikan pesan, bahkan menelepon ke unit layanan darurat terdekat.
Laporan E-merge sangat rinci. Model, warna, dan nomor seri kendaraan termasuk dalam laporan. Alat ini juga menyebutkan tujuan kendaraan serta di sisi jalur tol mana tabrakan terjadi. Ini membantu unit darurat untuk segera tiba. "Selama ini, kami sering membuang-buang waktu untuk sampai ke lokasi," ujar Jim Hammond, ahli teknologi kendaraan dari Association of Chief Police Officers, Inggris.
Penelitian oleh pabrik mobil asal Prancis, Renault, menyimpulkan bahwa pemasangan alat ini di setiap mobil di Eropa bakal menghemat sekitar 150 miliar euro per tahun. Ini termasuk biaya pelayanan kesehatan dan pembayaran klaim asuransi. Pada saat yang sama, E-merge bisa menyelamatkan sekitar 6.000 jiwa dari 40 ribu korban tahunan akibat kecelakaan di jalan Eropa.
(New Scientist.com, The Guardian)
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo