Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
PEMAKAIAN data dalam sistem komunikasi dan Internet saat ini makin tinggi. Peneliti dari Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi di Bandung, Jawa Barat, Yusuf Nur Wijayanto, mengembangkan perangkat yang dapat mengubah gelombang radio nirkabel berfrekuensi tinggi didistribusikan di jaringan serat optik. “Untuk mengantisipasi sistem komunikasi masa depan,” kata Yusuf pada Selasa, 24 September lalu.
Perangkat komunikasi saat ini sudah banyak memanfaatkan sistem tanpa kabel. Meski demikian, menurut Yusuf, menara-menara pemancar seluler tetap terhubung dalam jaringan serat optik. “Serat optik menjadi fasilitas yang bisa dipakai untuk mengirimkan data paling cepat dengan beban besar,” ujar peneliti peneliti dari Pusat Penelitian Elektronika dan Telekomunikasi di Bandung, Jawa Barat., tersebut.
Jaringan kabel serat optik saat ini sudah disambungkan langsung ke rumah-rumah untuk siaran televisi dan Internet. Jaringan kabel serat optik ini mampu menanggung beban data yang besar. Namun data yang bisa disalurkannya lewat perangkat Wi-Fi malah menyusut karena beroperasi pada frekuensi rendah 2,4-5,8 gigahertz.
Yusuf mengatakan pengembangan perangkat ini dapat membuat gelombang radio berfrekuensi tinggi bisa dikirimkan lewat jaringan serat optik. Dia memulai risetnya pada 2008 bersama sejumlah peneliti di Jepang. “Riset alat ini juga seiring dengan pesatnya perkembangan teknologi 5G di dunia,” ucapnya.
Perangkat ini memiliki antena sebagai penerima gelombang radio nirkabel. Adapun komponen modulator optik mengubah gelombang Wi-Fi menjadi gelombang radio frekuensi tinggi yang bisa didistribusikan melalui jaringan serat optik. Riset yang dikembangkan Yusuf ini menawarkan penggunaan alat untuk gelombang radio pada frekuensi tinggi di atas 30 gigahertz. “Bandwidth juga makin lebar,” katanya.
Dengan model seperti itu, rugi-rugi gelombang radio atau optik menjadi lebih rendah, bandwidth atau volume data per unit waktu akan lebih lebar, dan tidak lagi diperlukan catu daya eksternal. Data dalam ukuran besar bisa dikirimkan lebih cepat. “Kualitas gambar atau video call yang butuh data besar lebih bisa dinikmati,” tutur Yusuf.
Jalur Cepat Data Telekomunikasi/Tempo
Jangkauan gelombang radio frekuensi tinggi berkisar 10-20 meter. Jarak itu masih kalah dibanding 3G (standar telekomunikasi seluler generasi ketiga) bahkan GSM (Global System for Mobile Communication), yang bisa menjangkau beberapa kilometer. Meski demikian, jangkauan yang pendek membuat sistem gelombang radio frekuensi tinggi lebih unggul di sektor keamanan data. “Kalau enggak dekat banget dengan lokasi sumbernya, tidak bisa diretas,” ujar Yusuf.
Yusuf kini tengah mengembangkan perangkatnya untuk mendapatkan efisiensi dan jangkauan operasi yang lebih baik. Dia akan kembali berkolaborasi dengan para peneliti Jepang untuk proses fabrikasi perangkat. “Seluruh desainnya dibuat di sini,” katanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo