Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Kapal Perang Buatan Anak Negeri

SSV-2 dan PKR-105 adalah jenis kapal perang dengan karakteristik berbeda yang disesuaikan dengan misi operasi.

10 Oktober 2016 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar
iptek

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PT PAL Indonesia (Persero) sukses menyelesaikan pengerjaan dua kapal perang pesanan pemerintah Filipina dan Indonesia lebih cepat dari waktu dijanjikan. "Tiga bulan lebih cepat dari target," ujar Direktur Utama PT PAL Indonesia, M. Firmansyah Arifin, dalam acara peluncuran di Dok Semarang Divisi Kapal Niaga Kawasan Tanjung Perak, Surabaya, dua pekan lalu.

Filipina memesan kapal jenis strategic sealift vessel (SSV). Ini adalah kapal kedua yang dipesan oleh negeri tetangga itu. Adapun Kementerian Pertahanan Indonesia membeli kapal jenis guided missile frigate (PKR-105). Ini juga kapal kedua. "SSV kedua ini hasil pengembangan yang dilakukan oleh PT PAL Indonesia. SSV pertama, atau BRP Tarlac 601, dikirim ke Filipina pada Mei lalu," ucap Firman.

Firman menambahkan, kapal perang ekspor perdana ke Filipina ini menjadi bukti dan kebanggaan bangsa Indonesia. Sebab, penguasaan desain dan teknologi perkapalan oleh PT PAL Indonesia kelak dapat mendukung program poros Maritim Nusantara serta demi keamanan wilayah laut nasional. "Apalagi kapal SSV-2 ini kami peroleh dari proyek tender internasional," katanya.

Rencananya kapal SSV-2 secara resmi diserahterimakan kepada Kementerian Filipina pada Maret 2017. Kapal SSV-2 tersebut dinamai Davao Del Sur, tempat kelahiran Presiden Filipina, Rodrigo Duterte.

SSV-2 dan PKR-105 adalah jenis kapal perang dengan karakteristik berbeda yang disesuaikan dengan misi operasi. "SSV-2 nantinya dipasangi persenjataan sebagai bentuk pertahanan diri," kata Direktur Desain dan Teknologi, Saiful Anwar.

Pembuatan SSV-2 berawal dari hasil pengembangan desain kapal jenis landing platform dock (LPD), yang sebelumnya dibangun oleh PT PAL. Kapal tersebut didesain oleh para teknisi dari Korea Selatan melalui proses transfer of technology.

Kesepakatan alih teknologi itu bermula saat TNI Angkatan Laut membeli empat jenis kapal LPD dari Daesun Shipbuilding dan Daewoo International Corporation, Korea Selatan. Kontrak pembangunan LPD diteken pada Maret 2005. "Dari empat kapal, alih teknologi dilakukan dengan membagi dua lokasi pembuatan kapal, yakni di Busan dan Surabaya," ujar Saiful.

Dua kapal pertama, KRI Makassar 590 dan KRI Surabaya 591, dibuat di galangan kapal Busan, Korea Selatan. Dua kapal berikutnya dikerjakan di galangan PT PAL Indonesia, KRI Banjarmasin 592 dan KRI Banda Aceh 593. Sejak saat itu, desainer PT PAL mengembangkannya sendiri dengan ukuran lebih kecil, dari panjang 125 meter menjadi 123 meter.

Ketika mengikuti tender pengadaan kapal di Filipina, PT PAL bersaing dengan delapan perusahaan galangan luar negeri, termasuk dari negara-negara Eropa. "Desain kami sempat diklaim milik Korea Selatan, padahal ukurannya berbeda. Kami punya pengalaman membangun dari nol," katanya. Saat ini 35 persen komponen LPD telah diproduksi oleh PT PAL. Sisanya, terutama mesin, masih impor.

Filipina disebut-sebut memilih PT PAL dalam proses lelang pada 2012 lantaran kedekatan karakter kedua negara. Keduanya sama-sama negara kepulauan dengan karakteristik lautan hampir serupa. Bagi PT PAL, pemesanan kapal SSV ini memberikan tantangan tersendiri, terutama pada kebutuhan teknis khusus negara tersebut. Sebab, setiap negara memerlukan kapal dengan kebutuhan berbeda.

Filipina, misalnya, sering menghadapi bencana alam. Pihak militer membutuhkan armada yang mampu mengangkut pasukan dan transportasi dalam jumlah besar untuk misi kemanusiaan. SSV-2 dapat difungsikan sebagai rumah sakit apung dan SAR. Selain itu, fasilitas SSV-2 mirip dok terapung yang berfungsi sebagai tempat lalu lalang kapal pendarat atau landing craft utility (LCU).

Ada dua LCU yang dapat dibawa. "Akses keluar-masuk LCU menggunakan pintu palka yang terletak di bagian buritan (stern ramp) LPD. Jadi, satu mendarat, satu dimasukkan," kata Saiful. Filipina memiliki helikopter lebih besar, "Sehingga kami menyesuaikan kekuatan pada struktur dek dan bahan bakar si helikopter."

SSV-2 memiliki hangar yang cukup untuk mengangkut tiga helikopter jenis Blackhawk serta memiliki kemampuan mengangkut dua unit kapal landing craft utility. Selain itu, berbagai macam kendaraan tempur, dari truk militer hingga amphibious assault vehicle. Dengan draft kapal 5 meter membuat SSV dapat menjangkau hingga ke perairan dangkal.

Lain halnya dengan PKR-105. Ini adalah jenis kapal perang kelas light frigate. PKR merupakan kapal perang canggih yang dilengkapi sistem persenjataan saat melakukan pertempuran. Berbeda dengan SSV-2, PKR-105 merupakan hasil alih teknologi dari Damen Schelde Naval Shipbuilding, galangan kapal terbesar di Belanda. "Kami mengirim 75 orang untuk belajar membangun PKR di Belanda," katanya.

Kapal PKR dilengkapi dengan peralatan persenjataan modern dan terintegrasi dalam sistem sensor weapon control canggih. Di antaranya meriam kaliber 76 mm, peluncur rudal anti-serangan udara dan anti-kapal permukaan, serta peluncur torpedo. "Dalam misi operasi militer, kapal PKR mampu melakukan peperangan permukaan laut, udara, bawah air, serta elektronika," kata Saiful.

Didukung dengan desain stealth, PKR-105 sulit untuk terdeteksi oleh radar kapal lain (low radar cross section, low infrared signature, low noise signature). Meski persenjataan bukan buatan PT PAL, pihaknya bertanggung jawab dan terlibat dalam proses integrasi desain sejak awal.

"Kami sebagai galangan tentu berdiskusi dengan klien untuk merancang posisi sistem persenjataan," ujar Saiful. "Combat management system memang bukan domain PT PAL, tapi instalasinya menjadi tanggung jawab kami." ARTIKA RACHMI FARMITA


SPESIFIKASI SSV-2
Panjang: 123 meter
Lebar: 21,8 meter
Sarat air: 5 meter
Bobot: 7.200 ton
Jarak: 9.360 nM
Daya Angkut: 621 Orang
Kecepatan max: 16 Knots
Klas: Llyod Register

SPESIFIKASI PKR-105
Panjang: 105,11 meter
Lebar: 14,02 meter
Sarat air: 3,7 meter
Bobot: 2.365 ton
Jarak: 5.000 nM
Daya angkut: 120 Orang
Kecepatan max: 28 Knots
Klas: Llyod Register

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus