Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Nusa

Seniman Cilacap Tuntut Pembangunan Gedung Kesenian

10 Oktober 2016 | 00.00 WIB

Seniman Cilacap Tuntut Pembangunan Gedung Kesenian
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

CILACAP - Ketua Majelis Seniman Cilacap, Daryono Yunani, mendesak Bupati Cilacap Tatto Suwardi Pamuji segera merealisasi janjinya membangun gedung kesenian. Ia membandingkan kabupatennya dengan kabupaten tetangga, Banjarnegera, yang sudah mempunyai gedung kesenian senilai Rp 5 miliar.

Ia mengungkapkan, dalam kampanye pemilihan kepala daerah 2012, Tatto menjanjikan pembangunan gedung kesenian kepada para seniman. Janji itu, kata dia, diucapkan Tatto dalam sebuah forum yang dihadiri para seniman di Pendopo Kabupaten Cilacap. "Ini sudah mau pilkada lagi, tapi belum ada tanda-tanda realisasi," kata Daryono kepada Tempo, pekan lalu.

Menurut dia, selama ini tidak ada tempat yang memadai bagi seniman di Cilacap ketika hendak mengadakan acara seni. Pegiat seni mesti bekerja sama dengan hotel-hotel jika ingin menggelar pameran. "Gedung kesenian diperlukan untuk wadah berekspresi," ucapnya.

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Cilacap, Daryono melanjutkan, sempat menawarkan gedung Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (Bapermades) direnovasi menjadi gedung kesenian. Namun hingga kini tidak ada tindak lanjut atas rencana itu. Belakangan, gedung itu malah dijadikan puskesmas.

Bambang Lisdianto, Pamong Budaya Dinas Kebudayaan Cilacap, membenarkan adanya rencana penggunaan gedung Bapermades. "Gedung tersebut sudah direhabilitasi. Alih fungsi gedung tersebut menjadi puskesmas tanpa pemberitahuan, itu yang membuat teman-teman seniman kecewa," katanya.

Tatto tidak menyangkal desakan para seniman tersebut. Ide pembangunan gedung kesenian, kata Tatto, tidak lepas dari desakan Menteri Pariwisata kala itu, Jero Wacik, yang memintanya membuat proposal. "Tapi proposal itu tenggelam seiring pergantian menteri," katanya kepada Tempo.

Bila tidak ada anggaran yang diturunkan dari pusat, Tatto berencana menggunakan anggaran daerah. "Buat gedung kesenian tidak cukup Rp 2-3 miliar, karena tempatnya harus representatif untuk latihan tari, alat musik tradisional, pameran seni, ketoprak, dan pentas musik," tuturnya. Ia meminta para seniman memanfaatkan tempat yang sudah disediakan oleh pemerintah, seperti pendapa, alun-alun, dan sekolah.BETRIQ KINDY ARRAZY

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus