Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TIM gabungan dari Departemen Teknik Fisika dan Departemen Teknik Geomatika Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya mengembangkan kapal survei oseanografi nirawak. Kapal bernama Autonomous-Unmanned Surface Vehicle (A-USV) Geomarine 1 ini merupakan wahana survei kelautan pertama yang menerapkan teknologi otomatis di Indonesia.
Berbeda dengan kapal survei konvensional, Geomarine 1 dapat bergerak secara otomatis sesuai dengan jalur survei yang sudah diprogram. "Banyak juga yang sudah membuat kapal survei nirawak, tapi kapal A-USV kami mampu bergerak mandiri tanpa kendali jarak jauh," kata ketua tim peneliti Danar Guruh Pratomo, Rabu dua pekan lalu.
Geomarine 1 dilengkapi dengan kamera bawah air serta sensor optik dan akustik (echosounder) untuk mengetahui keadaan di dalam laut. Kapal kecil ini juga dilengkapi global navigation satellite system (GNSS) untuk melacak posisi dan keadaan perairan di sekitarnya.
Penelitian tentang kapal survei nirawak ini berawal dari karya tugas akhir seorang mahasiswa, Okta Feriska, pada 2016. Bersama tim dosen ITS, hasil penelitian itu kemudian dikembangkan dan dibuat purwarupa kapal survei yang mampu bergerak mandiri.
Sensor akustik yang diusung Geomarine 1 mampu mengambil data dengan pemindaian bawah laut menggunakan gelombang suara. Sinyal gema yang dilepaskan kapal ini nantinya akan menabrak obyek di bawah air, lalu dipantulkan kembali ke kapal. Geomarine 1 juga melakukan down imaging scan untuk mengukur kedalaman air. Adapun side imaging scan dilakukan untuk mengidentifikasi lanskap, sebaran, dan jenis sedimen di perairan dalam. "Alat ini membuat pemantauan lebih praktis, misalnya untuk survei kondisi terumbu karang di lautan," ujar Danar.
Selain merekam data akustik, menurut Danar, kamera yang dipasang di bagian bawah Geomarine 1 untuk merekam fitur di dasar perairan. "Kamera ini dapat menjangkau hingga kedalaman 100 meter, khususnya di perairan yang jernih," ucapnya.
Sebelum melepas Geomarine 1 ke area yang dituju, operator memasukkan koordinat dan rute ke dalam sistem kapal. Kemampuan Geomarine 1 bergerak mandiri juga didukung oleh Collision Avoidance System, yang membuatnya bisa secara otomatis menghindari tabrakan di rute yang dijalani. "Kapal dapat menghindari tabrakan dalam jarak dua meter," ujar Kepala Laboratorium Simulasi dan Komputasi Departemen Teknik Fisika, Andi Rahmandiansah.
Geomarine 1 juga dilengkapi dengan sistem sensor yang memungkinkan bergerak kembali ke titik awal peluncuran saat misi survei selesai dilakukan. "Ketika baterai akan habis, A-USV juga akan otomatis kembali ke titik awal," kata Danar.
Tahun ini ITS terus mengembangkan sistem telemetri data hasil survei kapal nirawak. Teknologi Geomarine 1 masih mengharuskan kapal itu membawa echosounder selama beroperasi. Akibatnya, data baru bisa diolah ketika kapal sampai ke titik akhir. Jika ada insiden yang menimpa Geomarine 1 selama proses survei, seluruh data yang dikumpulkan berpotensi lenyap.
Tim peneliti juga akan memodifikasi bentuk kapal agar lebih tahan guncangan ombak di perairan yang lebih luas. Selain itu, mereka akan merancang desain kapal Geomarine 1 supaya bisa dibongkar-pasang (knocked-down). "Biar mudah dibawa, terutama ke daerah dengan medan yang kurang bersahabat," ujar Danar.
Spesifikasi
» Dimensi 100 x 50 x 21 sentimeter
» Tipe: Catamaran boat (kapal dengan dua lambung)
» Motor: Topedge 3660
» Baterai: 5.000 miliampere jam
» Kecepatan: 1-2 knot
» Daya angkut: 20 kilogram
» Jangkauan kamera perekam hingga kedalaman 100 meter
» Sensor optik:
- Perangkat GPS
- Kompas digital
- Microcontroller berbasis Linux dan single board computer berbasis Intel
- Rudder (kemudi) untuk mengendalikan arah kapal
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo