Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Erdogan ke Indonesia, PTDI dan Havelsan Jalin Kemitraan Garap Pesawat AWACS

AWACS memiliki kemampuan deteksi dini, pengawasan udara, serta manajemen pertempuran udara.

12 Februari 2025 | 22.08 WIB

Pesawat AWACS Beriev A-100 dapat melakukan komando dan kontrol dalam sebuah pertempuran udara. Radar terbang ini dapat mendeteksi 300 target pada waktu bersamaan. Sptuniknews menulis bahwa A-100 akan bergabung dengan Angkatan Udara Rusia, pada 2020. zvezdanews
Perbesar
Pesawat AWACS Beriev A-100 dapat melakukan komando dan kontrol dalam sebuah pertempuran udara. Radar terbang ini dapat mendeteksi 300 target pada waktu bersamaan. Sptuniknews menulis bahwa A-100 akan bergabung dengan Angkatan Udara Rusia, pada 2020. zvezdanews

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Bandung - PT Dirgantara Indonesia (Persero) atau PTDI dan Havelsan, perusahaan teknologi pertahanan asal Turki, akan bermitra mengembangkan pesawat Airborne Early Warning and Control alias AWACS. Kesepakatan itu terjalin dalam Indonesia-Türkiye Business Forum yang diselenggarakan oleh Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia dan The Foreign Economic Relations Board of Turkey (DEK) di Hotel The Ritz-Carlton, Jakarta, pada Rabu, 12 Februari 2025.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Direktur Utama PTDI Gita Amperiawan dan Chief Executive Officer Havelsan Mehmet Akif Nacar, dalam agenda tersebut, juga menyepakati kolaborasi pengembangan simulator penerbangan pesawat CN235-220. “Kami optimis dapat menghadirkan solusi yang tidak hanya mendukung kemandirian pertahanan Indonesia, tetapi juga berkontribusi bagi pasar global,” ucap Gita melalui keterangan pers yang diterima Tempo pada hari penandatanganan perjanjian tersebut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Berdiri sejak 1982, Havelsan sudah mengembangkan 90 persen perangkat lunak sistem pesawat AWACS di Turki. Armada tersebut memiliki kemampuan deteksi dini, pengawasan udara, serta manajemen pertempuran berbasis udara yang terintegrasi.

Untuk proyek pesawat ini, PTDI menjadi prime contractor yang menyiapkan tenaga ahli dalam pembuatan desain, perakitan, produksi, pengujian, serta hingga pemeliharaan. Para teknisi itu akan bekerjasama dengan perwakilan Havelsan. Khusus untuk mesin simulasi, PTDI membuka joint technology development untuk Havelsan.

Sebagai pabrikan pesawat pelat merah di Indonesia, PTDI berpengalaman mengembangkan simulator penerbangan untuk berbagai jenis pesawat, mulai dari N250 Engineering Flight Simulator; CN235-220 Operational Flight Trainer; serta N219 Engineering Full Flight Simulator. Perseroan juga pernah menggarap simulator helikopter, yakni NAS332 Full Flight Simulator dan H225M Full Flight Simulator.

Havelsan juga terbiasa menggarap sistem visual canggih yang diharapkan bisa menyokong simulasi berkualitas tinggi. PTDI dan Havelsan menargetkan pengembangan sistem simulator pesawat Level D yang sesuai dengan kebutuhan pertahanan Indonesia dan pasar global.

Kolaborasi ihwal AWACS dan simulator penerbangan itu merupakan turunan dari kemitraan sektor pertahanan antara Indonesia dan Turki. Di tengah kunjungan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan ke Indonesia, Kementerian Pertahanan kedua negara menyepakati memorandum of understanding (MoU) untuk berbagai program.

Teknologi yang dikembangkan Indonesia-Turki mulai dari autonomous combat vehicles; mesin pendorong; roket dan misil, bom pintar, serta sistem AWACS. Ada juga naval platforms atau kelengkapan kapal, potensi pekerjaan bidang maintenance, repair, and overhaul (MRO) armada pertahanan, hingga modernisasi pesawat tempur.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus