Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

NASA Ganti Kapsul Crew-10, Dua Astronaut Starliner Bisa Pulang Lebih Awal

NASA sempat akan memakai kapsul SpaceX untuk misi Crew-10. Keterlambatan produksi membuat misi dialihkan ke kapsul Crew Dragon Endeavor.

12 Februari 2025 | 16.54 WIB

Astronot Uji Penerbangan Kru Boeing NASA (dari atas) Butch Wilmore dan Suni Williams berpose pada 13 Juni 2024 untuk potret di dalam ruang depan antara port depan pada modul Harmony Stasiun Luar Angkasa Internasional dan pesawat ruang angkasa Boeing Starliner. Kredit: NASA
material-symbols:fullscreenPerbesar
Astronot Uji Penerbangan Kru Boeing NASA (dari atas) Butch Wilmore dan Suni Williams berpose pada 13 Juni 2024 untuk potret di dalam ruang depan antara port depan pada modul Harmony Stasiun Luar Angkasa Internasional dan pesawat ruang angkasa Boeing Starliner. Kredit: NASA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Antariksa Amerika Serikat atau NASA mengganti kapsul astronaut yang akan digunakan dalam misi Crew-10 ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). Dikutip dari Reuters, keputusan ini membuat dua astronaut Starliner, Butch Wilmore dan Suni Williams, bisa pulang Bumi lebih awal. Mereka sebelumnya harus menetap di ISS lebih lama dari yang direncanakan.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

NASA awalnya berencana menggunakan kapsul SpaceX yang baru untuk misi Crew-10. Namun, karena keterlambatan produksi, mereka memilih kapsul Crew Dragon Endeavor yang telah digunakan dalam tiga misi sebelumnya. Dengan perubahan ini, peluncuran Crew-10 maju dua pekan lebih awal, dari 25 Maret menjadi 12 Maret 2025. Meski demikian, NASA tetap akan melakukan penilaian kesiapan terbang terhadap kapsul yang telah digunakan sebelumnya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Kedatangan empat kru Crew-10 membuat jumlah astronaut AS di ISS tetap sesuai standar. NASA tidak menyatakan bahwa pergantian kapsul ini demi mempercepat kepulangan Wilmore dan Williams, namun keputusan itu diambil setelah Presiden AS Donald Trump mendesak Chief Executive Officer (CEO) SpaceX Elon Musk membawa keduanya pulang secepat mungkin.

Menanggapi desakan Trump, NASA sebelumnya sudah menegaskan bahwa kepulangan Wilmore dan Williams akan dilakukan secepat mungkin, dengan cara yang praktis. Kepala Program Kru Komersial NASA Steve Stich menyoroti tantangan dalam penerbangan luar angkasa dan memuji fleksibilitas SpaceX. “Penerbangan manusia ke luar angkasa penuh dengan tantangan yang tak terduga,” ujarnya dalam pernyataan resmi, dikutip Rabu, 12 Februari 2025.

Keputusan ini berdampak pada misi penerbangan orbit kutub SpaceX, Fram2, yang awalnya dijadwalkan menggunakan kapsul Endeavor. Komandan misi Fram2 Chun Wang mengungkapkan kekecewaannya melalui unggahan di X. “Kami kehilangan Kutub Selatan pada siang hari,” begitu cuitnya dengan tambahan emoji sedih.

Kebijakan NASA juga berpotensi mempengaruhi rencana Axiom Space untuk menerbangkan astronaut dari India, Polandia, dan Hongaria menggunakan Crew Dragon. Hingga saat ini, Axiom belum memberikan komentar ihwal dampak keputusan NASA terhadap misinya.

SpaceX mengembangkan Crew Dragon dengan dana sekitar US$ 3 miliar dari Program Kru Komersial NASA. Wahana itu menandai pengembangan transportasi luar angkasa komersial. Adapun Starliner milik Boeing, yang kembali ke Bumi pada September tanpa Wilmore dan Williams, masih menghadapi berbagai kendala teknis dalam program yang sama.

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus