Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hantaman asteroid memicu kepunahan dinosaurus. Tanpa kompetitor dan predator, kelompok mamalia langsung berkembang pesat.
Keanekaragaman mamalia di bumi diperkirakan melonjak pesat tak lama setelah bencana tumbukan asteroid memusnahkan dinosaurus 66 juta tahun lalu. Hasil analisis para peneliti University College London (UCL) terhadap data fosil mamalia berplasenta menunjukkan ada lebih banyak variasi anatomi selama periode Paleocene-masa 10 juta tahun setelah tragedi itu.
Kelompok mamalia berplasenta, yang menaungi sekitar 5.000 spesies termasuk gajah, kukang, kucing, lumba-lumba, dan manusia, berkembang pesat saat jumlah dinosaurus menyusut. Menurut Anjali Goswami, peneliti genetika dan evolusi dari UCL, kepunahan dinosaurus memicu kemunculan kompetitor yang beragam karena predator mamalia sudah tak ada. Tekanan yang membatasi perkembangan mamalia secara ekologi pun lenyap. "Mamalia memanfaatkan kesempatan ini. Ukuran tubuh dan keragaman mereka meningkat pesat," kata dia.
Menurut Goswami, mamalia mengembangkan keanekaragaman bentuk dalam beberapa juta tahun setelah sebagian besar dinosaurus punah. "Perkembangan ini lebih baik ketimbang yang dialami mamalia sebelumnya selama 160 juta tahun ketika dinosaurus masih berkuasa," ujarnya.
Hasil penelitian Goswami dan koleganya telah dipublikasikan dalam Biological Journal of the Linnean Society. Mereka mempelajari evolusi mamalia berplasenta. Kelompok ini tidak termasuk marsupial alias mamalia berkantung, seperti kanguru dan monotreme yang meliputi landak, pemakan semut, dan platipus.
Fosil mamalia berplasenta dari era Paleocene umumnya diabaikan karena sulit menempatkan mereka dalam pohon silsilah mamalia. Mereka tak memiliki karakter yang sesuai dengan klasifikasi kelompok mamalia berplasenta. Para peneliti di UCL menyelesaikan masalah ini dengan membuat pohon silsilah mamalia berplasenta yang baru, termasuk kelompok awal, yang dijabarkan dalam publikasi di Biological Reviews, Desember lalu.
Para peneliti mempelajari tulang dan gigi dari 904 fosil mamalia berplasenta untuk mengukur perbedaan anatomi antarspesies. Informasi yang didapat kemudian digunakan untuk memperbarui pohon silsilah 177 spesies Eutheria-kelompok mamalia yang lebih dekat kekerabatannya dengan manusia ketimbang dengan kanguru. Sebanyak 94 fosil di antaranya berasal dari era Paleocene. Ini adalah pohon silsilah terbesar yang menggambarkan mamalia dari era Paleocene. Silsilah yang dianalisis dengan pembagian waktu mulai 140 juta lalu hingga hari ini tersebut menunjukkan perubahan keragaman spesies mamalia.
Thomas Halliday, peneliti genetika dan evolusi UCL, menyatakan tragedi yang menghancurkan dinosaurus secara umum dikenal sebagai awal kebangkitan mamalia. Namun, menurut Halliday, banyak studi menyebutkan sangat sedikit perubahan yang terjadi pada mamalia selama evolusi mamalia pada era Paleocene. Studi-studi itu ternyata tidak memasukkan analisis terhadap fosil dari era yang sama.
Menurut Halliday, pada kenyataannya, justru ada evolusi besar yang diikuti spesialisasi dan menghasilkan kelompok mamalia yang ada saat ini. "Fosil awal mamalia berplasenta sudah ada hanya beberapa ribu tahun setelah masa kepunahan besar. Ini mengindikasikan peristiwa itu menjadi kunci penting diversifikasi kelompok mamalia saat ini," katanya.
Perhitungan ledakan keragaman spesies itu sesuai dengan teori bahwa mamalia berkembang pesat ketika dinosaurus, yang menjadi predator atau kompetitor mereka, punah. Goswami mengatakan tragedi kepunahan itu menjadi hal terburuk bagi dinosaurus, terutama yang tak bisa terbang. "Tapi, peristiwa ini menciptakan peluang besar bagi spesies yang bertahan, seperti mamalia berplasenta dan keturunan dinosaurus lainnya, yaitu burung." SCIENCEDAILY | NATURE WORLD NEWS | SCIENCE WORLD REPORT
Ragam Mamalia
Mamalia adalah bagian dari grup vertebrata atau hewan bertulang belakang yang dominan di bumi. Setidaknya ada lebih dari 4.300 spesies mamalia yang dikenali. Paus biru adalah mamalia sekaligus hewan terbesar di bumi. Panjangnya bisa lebih dari 30 ton dengan bobot di atas 190 ton. Mamalia terkecil adalah kelelawar kitli dari Thailand, yang panjangnya tak lebih dari 3 sentimeter-lebih kecil daripada kebanyakan serangga dan siput.
Cheetah adalah mamalia tercepat di darat. Kecepatannya saat berlari mencapai 60 km/jam. Di laut, ada paus orca, mamalia yang sanggup berenang dengan kecepatan 55 km/jam. Meski dominan, jumlah spesies mamalia masih kalah jauh dibanding anggota vertebrata lainnya, seperti reptil dan burung. Kelompok invertebrata malah jauh lebih besar ketimbang vertebrata. Namun, mamalia dianggap lebih mendominasi bumi, dari laut hingga udara.
Jumlah spesies
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo